Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/02/2020, 05:35 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Peringatan 17 tahun Bom Bali 1 jadi momen pertama kalinya Garil Arnandha datang dan melihat nama ayahnya yang tertera dalam daftar korban bom di monumen peringatan di Legian.

Aris Munandar, sang ayah - nama yang tertera nomor empat dari atas pada monumen itu- tengah menunggu penumpang di depan Sari Club, saat bom dengan berat sekitar 1,1 ton meledak pada tahun 2002.

Kala itu korban meninggal mencapai 202 orang dan ratusan orang lainnya luka-luka.

Aris termasuk 38 orang korban meninggal asal Indonesia, sementara yang terbanyak 88 orang dari Australia dan lainnya dari sejumlah negara termasuk 28 orang korban dari Inggris.

Baca juga: Berdialog dengan Eks Napi Teroris Bom Bali I, Ganjar: Nyesal Enggak Berbuat Jahat?

Saat serangan teroris terparah di Indonesia itu terjadi, anak tertua Aris baru berusia 10 tahun.

Anak kedua dan ketiganya masing-masing berumur lima tahun dan dua tahun, sementara ibu mereka tengah sakit tak berdaya.

Jenazah Aris ditemukan sehari setelah serangan teror. Anak sulungnya yang berusia 10 tahun itu, satu-satunya keluarga dekat yang melihat mayat Aris saat diturunkan dari mobil. Kondisi itu membuat anak di bawah umur ini trauma, depresi namun "dipendam sendiri".

Pada peringatan 17 tahun Bom Bali 1, pada 12 Oktober 2019, anak muda itu, Garil Arnandha, untuk pertama kalinya ingin melihat nama sang ayah di monumen peringatan di Legian.

Baca juga: Terpidana Bom Bali Umar Patek Diusulkan Dapat Pembebasan Bersyarat

Dilansir dari BBC Indonesia, Garil yang kini berusia 27 tahun ingin bertemu dan mengajukan secara langsung pertanyaan yang sudah lama ia pendam kepada pelaku, "Mengapa sampai bisa otak manusia berpikiran seperti itu, melakukan serangan dengan membunuh ratusan orang."

BBC mendapatkan izin dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk menyaksikan pertemuan Garil serta ibunya dengan terpidana terorisme Bom Bali 1, Ali Imron, yang menjalani hukuman seumur hidup.

Tiga otak Bom Bali 1 lain, termasuk kakak Ali Imron; Amrozi dan Ali Gufron alias Muklas serta terpidana mati lain Imam Samudra, telah dieksekusi pada 2008.

Baca juga: Cerita Keluarga Korban Bom Bali, Tak Bisa Lupakan Tapi Sudah Memaafkan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com