Menurut Lala, seluruh mahasiswa diperbolehkan keluar ruangan namun masih dalam lingkungan kampus.
"Saya juga keluar kamar tapi masih dalam lingkungan kampus," sambung Lala.
Kini Lala mengaku lega. Ia dinyatakan sehat tidak terpapar virus corona baik saat di Wuhan maupun saat kembali ke Indonesia.
Setelah diobservasi di Natuna, Lala bahkan menerima sertifikat sehat dari Kementrian Kesehatan.
"Tapi yang pasti meski dilanda kepanikan, kami selalu saling melontarkan 'Jiayou Wuhan', atau ayo Wuhan semangat. Bahkan banyak yang berteriak di balik jendela kamar di Kota Wuhan yang viral itu memang benar. Tujuannya agar saling menguatkan," ujar Lala.
Kini Lala berharap, kondisi Wuhan dan daerah lain di dunia segera bebas dari wabah corona.
"Agar kami bisa segera kembali melanjutkan belajar sampai lulus 8 semester untuk mewujudkan cita-cita kami," kata Lala.
Lala juga menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak terutama pemerintah Indonesia yang telah memberikan dukungan penuh WNI untuk kembali ke Indonesia.
Termasuk selama masa observasi di Natuna.
"Terima kasih kami banyak sampaikan kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih Pak Presiden Jokowi, Kemenkes, KBRI, Kemenlu, Pemprov Jateng, Panglima TNI, Polisi dan lainya. Termasuk PPITI Wuhan (Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok)," ujarnya.
Sementara ayahnya, Suwanto mengaku sangat senang dan bersyukur anaknya pulang dalam kondisi sehat, baik saat di China, maupun kembali ke rumah.
"Bersyukur sudah diperbolehkan pulang setelah karantina 14 hari di Natuna. Anak saya sehat dan selamat. Baik saat masih di Wuhan, maupun saat karantina anak saya dalam keadaan sehat," kata Suwanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.