Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi BMKG untuk Peringatan Dini Longsor Diluncurkan, Berbasis Prediksi Cuaca Ekstrem

Kompas.com - 12/02/2020, 12:21 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meluncurkan inovasi sistem peringatan dini potensi longsor (Sipora) berbasis prediksi cuaca ekstrem dengan menggunakan radar.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, BMKG sudah biasa memberikan peringatan dini cuaca ekstrem.

Namun, kali ini inovasi peringatan dini potensi longsor berbentuk website.

Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Munculnya Angin Puting Beliung pada Musim Pancaroba

Apabila curah hujan mencapai 100 mm/jam dalam beberapa hari statusnya waspada.

Kalau curah hujan meningkat mencapai 200 mm/jam dalam waktu tiga sampai lima hari statusnya meningkat menjadi siaga bencana longsor.

Kemudian, curah hujan mencapai 300 mm/jam dalam waktu lima hari statusnya sudah awas.

"Artinya awas itu zona merah potensi bencana longsor akan kelihatan ada di mana saja. Jadi, harus segera ada evakuasi pengungsian agar saat longsor itu tidak ada yang tertimbun," kata Dwikorita ditemui seusai membuka Rekonsiliasi Penyusunan Laporan Keuangan Semester II TA 2019 Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah II di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (12/2/2020) malam.

Inovasi peringatan dini longsor tersebut baru diluncurkan di Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta.

Adapun alasan inovasi Sipora diluncurkan di Yogyakarta karena banyak daerah perbukitan yang terkena dampak longsor akibat curah hujan tinggi.

"Akumulasi curah hujan tiga sampai lima hari itu jika dengan intensitas lebih dari 100 hingga 300 mm/jam ini akan berpotensi longsor. Dan website kami ini nanti jika memang ada potensi longsor di daerah perbukitan, lereng dan pegunungan nanti akan berbunyi sirene," kata Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta, Reni Kraningtyas.

Baca juga: BMKG Peringatkan Masyarakat Soal Fenomena MJO di NTT

Menurut dia, sirene tersebut menandakan forecaster harus bergerak memberikan peringatan cuaca ekstrem kemudian berpotensi longsor ke instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan masyarakat setempat.

Sementara, website tentang peringatan dini potensi longsor masih diakses oleh forecaster dari Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta.

Dari forecaster, nantinya langsung menginformasikan ke media sosial.

"Inovasi peringatan dini potensi longsor baru diterapkan hari ini dan seterusnya. Tapi tentunya ada peningkatan-peningkatan," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com