SAMARINDA, KOMPAS.com - Tradisi memanjangkan kuping bagi perempuan Suku Dayak di Kalimantan Timur adalah simbol kecantikan. Semakin panjang kuping seorang perempuan dayak, maka ia semakin cantik.
Sayangnya, tradisi kuping panjang ini perlahan punah. Mayoritas perempuan Dayak kini mulai meninggalkan kuping panjang seiring perkembangan zaman.
Kini perempuan Dayak generasi milenial tak lagi menggunakan tradisi ini.
Kompas.com menemui dua perempuan Dayak Bahau asal Kampung Long Isun, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, yang masih mempertahankan tradisi ini pekan lalu.
Keduanya adalah Tipung Ping (69) dan Kristina Yeq Lawing (71).
Baca juga: Generasi Terakhir Perempuan Dayak Berkuping Panjang
Sebagai generasi angkatan 1950-an, dua nenek ini masih memegang teguh tradisi kuping panjang sebagai simbol kecantikan.
"Mama saya bikin lubang sejak usia tiga tahun. Semakin usai bertambah, anting diperbanyak di telinga," kata Kristina Yeq Lawing saat ditemui Kompas.com di Samarinda, Rabu (5/2/2020).
Kristina mengaku telinganya dilubangi oleh ibunya dengan kayu.
Setelah cupingnya ditusuk, baru diikat kain hitam. Setelah sembuh, lalu diberi anting. Awalnya satu, kemudian ditambah dua, tiga dan seterusnya.
Lama kelamaan anting yang dipasang terus bertambah hingga Kristina menginjak usai 71 tahun. Total anting yang terbuat dari logam putih itu sudah digunakan lebih dari puluhan buah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.