Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulai Punah, Tradisi Kuping Panjang Simbol Kecantikan Perempuan Dayak

Kompas.com - 09/02/2020, 18:30 WIB
Zakarias Demon Daton,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sejak era 1970-an penggunaan anting panjang terus berkurang hingga kini.

Data Yayasan Telinga Panjang menyebutkan, total perempuan Dayak yang kini memiliki cuping telinga panjang tak lebih dari 100 orang di Kaltim.

Sebanyak 60 persen di antaranya berada di Kabupaten Mahakam Ulu, termasuk kedua nenek ini.

"Sekarang tidak ada lagi. Hanya kami dua saja yang punya," sambung Tipung Ping.

Simbol kecantikan

Kata keduanya, cuping telinga panjang menurut kepercayaan perempuan Dayak adalah simbol kecantikan. 

"Supaya lebih cantik. Zaman dulu semakin panjang cuping telinga, semakin cantik," sebut keduanya.

Kristina dan Tipung mengaku sudah sering kali membujuk cucu-cucunya untuk memanjangkan cuping dengan menggunakan anting besar. Namun mereka menolak. Alasannya, zaman sudah modern, dan mereka malu memakai cuping telinga panjang.

"Saya suka bujuk cucu tapi mereka enggak mau bikin. Bilangnya, sudah modern," kata Kristina.

Bukan hanya perempuan, laki-laki juga sebenarnya punya tradisi cuping telinga panjang. Hanya, cuping telinga laki-laki tak sepanjang perempuan.

"Maknanya sama. Laki-laki akan terlibat lebih gagah jika telinga panjang," kata Kristina.

Kepunahan tradisi ini bukan hanya karena ditinggalkan perempuan generasi milenial. Tapi juga kampanye tim kesehatan di kecamatan dan kelurahan setempat yang menyebutkan bahwa memakai banyak anting di cuping tidak bagus untuk kesehatan.

Pada tahun 1980-an, Kristina dan Tipung pernah diminta mantri untuk memotong telinga panjang karena alasan kesehatan dan memudahkan beraktivitas.

Baca juga: Kisah Garam Gunung Dayak Lundayeh di Krayan Kalimantan Utara

Tapi saat itu, keduanya menolak tawaran itu.

Di Kampung Long Isun, hanya kedua perempuan Dayak ini yang masih mempertahankan tradisi cuping panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com