Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Marwan, 3 Tahun Menderita Akibat Tumor di Kaki Kanan, hingga Putus SMA

Kompas.com - 06/02/2020, 06:45 WIB
Idon Tanjung,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Marwan Alfidri (17), seorang siswa sekolah menengah atas (SMA) di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, mengidap penyakit tumor.

Penyakit yang diderita Marwan diduga sama dengan Riska Ramadila (17), pemain voli siswi kelas tiga SMA di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, yang mengidap tumor ganas.

Tumor yang bersarang di lutut Marwansebelah kanan, membuat aktivitasnya terbatas.

Saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (5/2/2020) sore, Marwan tampak sedang tertidur di kasur yang terbentang di ruangan tengah.

Bengkak tumor sudah cukup membesar di kaki kanannya itu.

Baca juga: Derita Siswi SMA Pemain Voli, Idap Tumor Ganas Sebesar Bola di Kaki

Tiga tahun derita tumor, awalnya jatuh saat main bola

Penyakit tersebut sudah dialaminya lebih kurang tiga tahun. Saat ini Marwan lebih banyak beraktivitas di atas kasur. 

Sedangkan untuk berjalan ke kamar mandi dan sekitar rumah, dia menggunakan dua tongkat.

"Sakit ini sejak tahun 2017. Waktu itu sudah mau tamat SMP," kata Marwan kepada Kompas.com.

Anak pasangan Mualimin (68) dan Siti Mariam (56) ini menceritakan, awalnya dia jatuh saat main bola kaki di sekolahnya.

Ketika itu dia cuma merasa terkilir dan sakit biasa. Kemudian dibawa ke tukang urut. Marwan pun masih bisa berjalan normal.

Beberapa waktu setelah itu, dia terjatuh lagi saat bermain bola di sekolahnya. Setelah itu, timbul benjolan kecil di lutut sebelah kanannya.

"Awalnya bengkak sebesar ibu jari tangan. Tapi makin lama makin besar," sebut Marwan.

Baca juga: TNI Biayai Pengobatan Pemain Voli SMA yang Idap Tumor Ganas ke Jakarta, Keluarga Tolak Amputasi

 

Didiagnosa kanker tulang, tolak diamputasi

Anak bungsu dari tujuh bersaudara itu dibawa ke tukang urut dan pengobatan alternatif lainnya. Beberapa kali diobati, namun tak juga sembuh.

Karena pembengkakan bertambah besar, keluarganya membawa Marwan ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, dengan memanfatkan kartu BPJS.

"Kami pakai BPJS, karena tak punya uang buat berobat. Setelah dicek, kata dokter penyakit kanker tulang dan pengobatannya harus diamputasi," kata Marwan.

Namun, dia takut dan menolak diamputasi.

Marwan sempat mengaku down mendengar kakinya akan diamputasi.

Setelah itu, Marwan minta dibawa pulang dan tidak mau lagi ke rumah sakit.

Sehingga, dia bertahan di rumah sambil mencari solusi pengobatan tanpa diamputasi.

Baca juga: Harapan Orangtua Pemain Voli SMA Pengidap Tumor Ganas Sembuh Tanpa Amputasi

Terpaksa putus SMA 

Pertengahan 2018, Marwan terpaksa berhenti sekolah karena bengkak diduga tumor di kakinya semakin membesar.

Sebelumnya, dia masih bisa memaksakan diri ke sekolah diantar menggunakan sepeda motor. Tapi, akhirnya dia tidak bisa kelamaan duduk.

"Saya berhenti di kelas dua SMA. Pada semester pertama masuk cuma satu kali. Setelah itu gak bisa ke sekolah lagi," kata Marwan.

Dia mengaku tidak bisa kelamaan duduk. Menurutnya, duduk dalam satu jam saja kakinya sakit dan ngilu.

Remaja yang bercita-cita jadi pesepak bola ini, berharap kakinya sembuh supaya bisa sekolah kembali.

"Saya berdoa semoga kaki saya tidak diamputasi, agar bisa jadi pemain bola," ucap Marwan yang tampak tegar menghadapi cobaan hidupnya.Baca juga: Berawal dari Kunjungan ke Sekolah, TNI Biayai Pengobatan Pemain Voli SMA yang Idap Tumor Ganas

Terbentur biaya, cari pengobatan alternatif 

Selama mencari obat untuk kesembuhan Marwan, kedua orangtuanya pontang panting mencari uang. Karena kondisi keuangan keluarga terbatas.

Ayahnya, Mualimin bekerja sebagai penambang rakit di sungai kampar cuma dua kali dalam seminggu, sedangkan ibunya, Siti Mariam seorang petani.

Beruntung Marwan termasuk ke dalam peserta BPJS. Jika tidak, orangtuanya mengaku kesulitan mencari biaya untuk  pengobatan anaknya itu.

Baca juga: Cerita di Balik Pemain Voli SMA Idap Tumor Ganas, Sudah 7 Bulan hingga Keluarga Berharap Tak Diamputasi

"Kami gak punya uang, nak. Ibuk cuma kerja di sawah orang. Kadang digaji Rp30 ribu setengah hari. Kadang ibuk jual sayur,"  tutur ibu Marwan, Siti Mariam kepada Kompas.com.

Dia mengaku semua pekerjaan dilakukan untuk mengasilkan uang biaya mengobati anak kesayangannya itu.

Setiap uang yang didapat, digunakan untuk biaya berobat Marwan.

"Kami sudah kemana-mana bawa dia berobat alternatif. Ke dukun kampung juga. Jadi dapat uang hasil jual sayur saya bawa dia berobat. Tapi kalau dibawa misalnya ke Jakarta, kami tidak ada biaya,"  kata Siti.

Baca juga: Kisah Pemain Voli SMA Idap Tumor Ganas, Berawal dari Jatuh hingga Opsi Amputasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com