Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Thomas, Anak Petani Bikin Video Parodi Balap Motor: Dikomentari MotoGP, Serasa Mimpi

Kompas.com - 27/01/2020, 13:59 WIB
Idon Tanjung,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Pembuatan video pun dimulai. Sekitar enam sampai tujuh orang anak-anak remaja membuat formasi untuk balapan menggunakan sepeda motor.

Jalan poros di Desa Tanah Datar menjadi arena mereka. Dari jalan aspal hingga melewati jalan tanah di perkebunan kepala sawit. Mereka membuat parodi persis dengan gaya MotoGP.

Thomas merekam video dengan kamera milik abangnya. Selain itu, dia juga menggunakan kamera ponsel.

Kecepatan motor diedit

Namun, Thomas menegaskan, kecepatan sepeda motor para remaja itu bukanlah seperti kecepatan balap yang sebenarnya.

"Itu kecepatannya cuma 20 kilometer per jam. Cuma diedit jadi seperti laju," jelasnya.

Setelah selesai pengambilan video lebih kurang dua jam, lalu dia edit. Setelah selesai diedit, hasilnya video parodi balap MotoGP berdurasi 4 menit 13 detik.

Pada malamnya, Thomas mengunggah video parodi balap MotoGP part 1 di chanel Youtube miliknya, Gym Kreatif 99.

"Pas bangun pagi saya buka hp langsung kaget lihat subscriber banyak sekali. Dari 1.000 subscriber pecah menjadi 20.000. Saya jadi kaget kok ramai sekali," katanya.

Dia mengatakan, menjelang siang, subscriber-nya terus bertambah menjadi 50.000. Dalam seminggu, jumlah penonton video mencapai satu juta.

Karena video pertama viral, Thomas kembali membuat video parodi MotoGP part 2 hingga part 5.

Namun yang lebih viral adalah video yang kelima, sampai dikomentari pihak MotoGP melalui akun resmi Twitternya.

"Sebenarnya video yang pertama dan kedua sudah viral sampai tayang di televisi swasta juga. Tapi yang dikomentari MotoGP video yang kelima," sebut Thomas.

Setelah videonya viral, Thomas mendapat dukungan dari beberapa kalangan, termasuk orangtuanya.

Dia mendapat dukungan untuk terus berkarya membuat konten video positif sebagai hiburan.

"Alhamdulillah, dapat dukungan. Orangtua sekarang udah senang dan minta diterusin. Kalau sebelumnya, orangtua cuma diam kalau saya buat-buat video gitu. Banyaklah yang kasih dukungan. Pak kades (kepala desa) di sini juga beri semangat terus berkarya," ucap Thomas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com