Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Produsen Kue Keranjang di Cirebon, Berjualan sejak 1984 hingga Berhasil Kuliahkan 6 Anaknya

Kompas.com - 23/01/2020, 13:19 WIB
Muhamad Syahri Romdhon,
Dony Aprian

Tim Redaksi

“Omzetnya ya lumayanlah, bisa buat anak kuliah. Satu kilo saya jual Rp 25.000,” kata Lanny.

Setiap satu kali perayaan Imlek, Lanny besama para pekerjanya dapat menjual lebih dari 10 ton kue keranjang ke Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan hingga Bandung.

"Kebanyakan warga memesan atau membeli secara langsung, karena saya tidak menjual ke toko," kata Lanny.

Sementara itu, salah seorang pelanggan Evi mengatakan, setiap tahunnya dia tidak pernah absen untuk membeli kue keranjang milik Lanny.

Menurut dia, kualitas kue keranjang yang baik membuat dirinya tidak berpaling dari kue keranjang hasil olahan tangan Lanny.

Setiap tahunnya, dia membeli kue keranjang Lanny sebanyak satu kuintal. Pembelian itu dilakukan secara bertahap hingga menjelang hari H perayaan Imlek.

"Ini dodol yang dibeli sebagian akan dijual kembali, sekaligus diberikan pada sanak keluarga maupun suguhan hidangan untuk Imlek," ujarnya.

Kaya nilai filosofi

Halim Eka Wardana, Humas Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Kota Cirebon Jawa Barat, mengatakan, dodol imlek atau kue keranjang memiliki nilai filosofi yang luar biasa.

Proses pembuatan kue keranjang membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Hal ini menyimbolkan bahwa ketekunan dan kerja keras adalah hal terpenting dalam hidup.

Rasa manis dodol sebagai simbol harapan agar di tahun baru imlek, kehidupan tiap manusia semakin manis semanis dodol.

Sedangkan tekstur dodol yang lengket, menggambarkan keeratan dalam sosial, persatuan dan kesatuan, dari tingkatan keluarga, masyarakat sekitar, hingga sesama manusia sebagai masyarakat Indonesia.

“Bentuknya yang bulat itu artinya tidak membatasi, tetap rukun dalam satu lingkaran kekeluargaan kehidupan antar sesama,” ujar Halim saat berkunjung bersama ke rumah Lanny.

Halim menyebut, pembuat dodol imlek di Kota Cirebon cukup banyak.

"Ibu Lanny Sundriati ini dia salah satu dari pembuatnya yang sudah bertahan cukup lama hingga 36 tahun. Makanya ramai tiap tahunnya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com