Ia menyebut, pompa itu semacam pompa portable yang gampang untuk dioperasikan.
Mrnurutnya, pompa ini sebetulnya sudah pernah direncanakan oleh Dinas PU Bina Marga dan Pematusan, namun ternyata ditolak oleh pemilik kawasan itu.
"Ya, kita sudah berkali-kali ingin membuat saluran di dalam untuk penampungan dan kemudian airnya bisa dimasukkan ke saluran kita. Tapi kami kirim surat belum ditanggapi, sehingga kami akan menyediakan pompa khusus untuk menyedot kawasan itu," tutur Risma.
Ia memastikan bahwa sistem perairan di Kota Surabaya sudah terkoneksi antara satu dengan yang lainnya.
Katena itu, ketika di sini agak berat, kata Risma, bisa dimaksimalkan di sisi yang lainnya, karena semuanya sudah terkoneksi dengan baik.
"Nah, ketika curah hujan tinggi, kita ingin semua klir dan tidak ada yang mengganggu aktifitas masyarakat. Makanya, kami menambah kapasitas pompa, kapasitas saluran dan juga permaintaan pintu-pintu air," ujar dia.
Menurut Risma, yang seringkali terjadi saat curah hujan di Mojokorto, kawasan yang ikut terdampak adalah wilayah Karang Pilang, Kebraon, dan termasuk di kawasan Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya.
Oleh karena itu, ucap Risma, yang harus dilakukan adalah peka terhadap kenaikan permukaan sungai.
"Jadi, begitu permukaan sungai itu naik melebihi biasanya, kita harus segera buka pintu air untuk mengurangi beban saluran di primernya," jelas Risma.
Baca juga: Banjir Surut Setelah Hujan Selesai, Ini yang Dilakukan Pemkot Surabaya
Melalui cara itu, Risma menyebut daerah di Mayjen Sungkono yang beberapa waktu lalu terjadi banjir diharapkan bisa teratasi.
Meskipun sebetulnya daerah itu merupakan daerah rendah dibanding daerah-daerah lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.