Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Ingin Bangun Banyak Jembatan di Indonesia (5)

Kompas.com - 16/01/2020, 11:25 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Nama alumnus Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1989, Arvila Delitriana, menjadi buah bibir.

Dia ramai dibicarakan setelah berhasil merancang jembatan lengkung light rail transit (LRT) Jabodetabek.

Jembatan tersebut memiliki panjang 148 meter, radius lengkung 115 meter yang melayang di atas flyover Tol Dalam Kota, di samping Kuningan, Jakarta Selatan.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Tak Diizinkan Ayah Berkarier dan Pesan untuk Wanita Indonesia (4)

Kepada Kompas.com, ahli jembatan tersebut menceritakan kondisi jembatan di Indonesia.

“Suami saya pernah di Binamarga. Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha (membangun jembatan), namun Indonesia luas sekali,” ujar Dina, sapaan akrab Arvila di Bandung, belum lama ini.

Belum lagi, untuk mengeluarkan uang, pemerintah memiliki aturan.

Pernah suatu hari, ada jembatan ambruk. Untuk membangunnya kembali, pemerintah tidak serta merta bisa mengeluarkan uang dengan mudah karena ada aturannya.

Untuk itu dibutuhkan orang-orang yang mengerti jembatan seperti dirinya. Namun harus terjun langsung. Itulah yang masih menjadi kendala.

Sebab, saat ini ia masih terikat dengan perusahaan, memiliki tanggung jawab besar terhadap teknisi yang ada di bawahnya.

 

Karenanya, ia mempunyai mimpi untuk membangun jembatan di berbagai daerah terutama daerah terpencil yang selama ini belum menjadi perhatian pemerintah.

“Kalau kita lihat di YouTube ada jembatan yang tidak bisa dilalui, membahayakan, mengkhawatirkan, itu memang ada. Tidak bohong. Jembatan-jembatan itulah yang ingin saya bangun,” ungkapnya.

Baca juga: Cerita Dina, Wanita Perancang Jembatan LRT Jabodetabek: Awalnya Ditolak, Kini Dipuji Insinyur Jepang (3)

Ia akan berusaha mewujudkan mimpinya setelah suaminya pensiun dan seusai ia tidak memiliki tanggung jawab besar lagi di kantornya.

“Nunggu suami pensiun biar ada yang menemani. Saya suka jarambah, berkeliling Indonesia. Dalam perjalanan itu saya lihat masyarakat membutuhkan jembatan. Dari sana saya memiliki mimpi membangun jembatan,” kata Dina.

Ketika ditanya bagaimana kondisi jembatan di Indonesia, Dina mengatakan, untuk jembatan canggih, kemampuan Indonesia sudah mumpuni. Persoalannya tinggal di biaya. (Habis)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com