Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kisah Penyelamatan Saat Bencana Alam, Gendong Bayi Cari Jalan Keluar hingga Selamatkan Anjing dan Kambing

Kompas.com - 08/01/2020, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Dua desa tersebut adalah Desa Lubuk Siam dan Desa Tanjung Balam.

Bahkan warga bertahan selama 21 hari menghadapi kepungan banjir. Untuk warga yang sakit harus naik perahu sewa dan menyeberang ke kantor desa lainnya.

Baca juga: 4 Kisah Warga Kampar Bertahan di Tengah Kepungan Banjir: Panen Sawit demi Sesuap Nasi hingga Berperahu Selamatkan 7 Kambing

 

4. Prajurit TNI selamatkan balita terseret arus sungai

Anggota Koramil Muara Labuh Kodim Solok, Sersan Satu (Sertu) Mardi menyelamatkan balita yang terseret arus sungai di kawasan perkampungan Tarandam, Pasar Muara Labuh Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat.

Balita tersebut terpeleset dan jatuh ke sungai saat berjalan di titian yang terbuat dari kayu saat pulang belanja bersama ibunya, Jumat (13/12/2019) pukul 09.00 WIB.

Ada dugaan titian tersebut licin karena hujan.

Saat mengetahui ada bocah yang terbawa arus sungai, Sertu Mardi yang sedang melintas langsung membuka seragamnya dan terjun ke dalam sungai untuk menyelamatkan balita tersebut.

Karena di atas hulu sungai sedang hujan, arus sungai sewaktu kejadian tersebut menjadi cukup deras.

"Sebelum diselamatkan oleh anggota, balita itu telah terseret arus sungai sekitar 50 meter dari tempatnya jatuh," kata Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi

Namun nahas, nyawa balita yang terseret arus sungai itu tak tertolong karena ia banyak meminum air sungai sehingga membuat paru-parunya dipenuhi oleh air sungai.

Baca juga: Viral Aksi Heroik Prajurit TNI Selamatkan Balita Terseret Arus Sungai

 

5. Selamatkan anjing yang terjebak banjir

Petugas menyelamatkan anjing yang terikat di pagar saat banjirDok. Gala Indiga Petugas menyelamatkan anjing yang terikat di pagar saat banjir
Petugas damkar menyelamatkan seekor anjing yang terikat di Jalan Sakura Cibere-Depok pada Rabu (1/1/2020) sekitar pukul 06.00 WIB.

Penyelamatan anjing tersebut berawal dari laporan Gala Indiga yang pertama kali melihat anjing tersebut bertahan dari terjangan arus banjir agar tidak tenggelam.

"Saat itu, tinggi air sudah mencapai setengah meter atau sampai 70 sentimeter. Bahkan di lokasi anjing itu dirantai mungkin bisa 1,5 meteran," kata Gala.

"Nah ternyata saya baru sadar kalau anjing itu terikat rantai di pagar," lanjut dia.

Gala awalnya berniat untuk menyelamatkan anjing tersebut. Namun karena arus air sangat kuat ia memilih merekam dan melaporkan ke kantor pemadam kebakaran.

"Saya harus merekam sebelum ada tindakan, karena saya kalau ke damkar tanpa bawa keterangan visual, nanti prioritas di damkarnya pasti dinomorduakan," kata Gala.

Setelah itu petugas berjibaku menyelamatkan anjing tersebut dengan alat seadanya yakni kapak dan tali tampar.

"Saat itu, mobil-mobil juga sudah mulai bergerak terbawa arus. Jadi bener-bener enggak bisa ngapa-ngapain. Tapi saya salut dari damkarnya sendiri berani untuk mendekat dan melakukan evakuasi," kata Gala. Saat ini, kondisi anjing tersebut sedang dalam pemulihan di rumah Ketua RW setempat.

Baca juga: Kisah Penyelamatan Anjing yang Terikat di Pagar Saat Banjir...

Sumber: Kompas.com (Penulis : Afdhalul Ikhsan, Rakhmat Nur Hakim, Perdana Putra, Vitorio Mantalean, Dandy Bayu Bramasta, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor : Dony Aprian, Bayu Galih, Farid Assifa, Irfan Maullana, Pythag Kurniati, Sari Hardiyanto, Inggried Dwi Wedhaswary)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com