Salin Artikel

5 Kisah Penyelamatan Saat Bencana Alam, Gendong Bayi Cari Jalan Keluar hingga Selamatkan Anjing dan Kambing

Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 12 daerah di Tanah Air yang tetapkan status tanggap darurat antara lain Bekasi, Indramayu, Bogor, Serang, dan Tangerang.

Di tengah-tengah bencana terselip kisah penyelamatan warga dan korban yang bertahan saat bencana melanda.

Seperti di Bogor, seorang ibu rumah tangga harus mengungsi setelah kampungnya diterjang banjir. Dengan menggendong bayi 10 bulan, ia melalui jalan terjal dan perbukitan untuk menyelamatkan diri.

Sementara di Bekasi, sepasang suami dan istri yang sedang hamil berenang menerjang banjir yang merendam rumah kontrakannya.

Mereka bertahan enam jam di pucuk pohon ceri yang sejajar dengan dengan atap rumah sampai tim SA R datang mengevakuasi.

Berikut 7 kisah penyelamatan saat bencana alam di beeberapa wilayah di Tanah Air.

Ia dan para korban bencana banjir lainnya berjalan sambil kehujanan melewati jalan berlumpur dan perbukitan untuk menyelamatkan diri.

"Kebetulan saya bawa bayi 10 bulan dan harus ditutupi pakai selimut," katanya Neneng.

Neneng dan para pengungsi juga mengangkut barang bawaan yang masih bisa diselamatkan.

"Ya Allah, kita (keluarga) mutar cari jalan (perbukitan) sambil hujan-hujanan, lewatin kuburan, kebon, pokoknya saya terobosin biar ada jalan," ungkap Neneng.

Banjir bandang di awal tahun 2020 menerjang 10 desa di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sepuluh desa yang terdampak yakni Desa Cisarua, Cileuksa, Desa Kiarasari, Kiarapandak, Harakat Jaya, Pasir Madang, Jayarahara, Sukamulih, Sipayung dan Desa Urug.

 

Kepala BPBD Dharmasraya, Eldison mengatakan banyak warga yang menyelamatkan diri dengan memanjat batang pohon dan naik ke atas atap rumah karena panik.

"Sempat membuat warga panik karena air tiba-tiba naik sehingga warga menyelamatkan diri ke atap rumah dan pohon," kata Eldison.

Sementara itu tercatat seorang bocah laki-laki ditemukan tewas setelah terseret air.

Banjir di Dharmasraya menyebabkan transportasi lumpuh karena jalan digenangi air hingga kedalaman 2 meter.

Ada dua kecamatan yang terdampak paling parah yaitu Kecamatan IX Koto dan Pulau Punjung. Masyarakat terisolasi dan akses transportasi lumpuh.

 

Rumah Umay terletak sekitar 5 meter dari pertemuan arus dua sungai besar yakni Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi.

Sebelum tersangkut di atas pohon ceri, tembok sisi kanan rumahnya jebol. Umay kemudian berusaha menyelamatkan istrinya yang tidak bisa berenang sambil memegangi besi kusen.

Umay berusaha menghubungi kakaknya melalui ponsel namun bantuan tak kunjung datang. Saat bertahan, Umay dan istrinya sempat melihat ular serta biawak.

Mereka kemudian diselamatkan oleh Tim SAR setelah bertahan 6 jam. Bahkan saat penyelamatan dilakukan, salah seorang yim sempat terhanyut karena arus sedalam lima meter belum bersahabat.

"Ya Allah saya pikir itu air di dekat pabrik sudah cetek. Ternyata masih dalam banget. Bini sudah lemas banget pegangan terus dari tadi di pohon, dia hampir teperosok ke lubang di ban itu. Untung masih bisa saya angkat," Umay menjelaskan.

 

Menurut Sarial, saat air semakin tinggi hingga mencapai kandang kambingnya, ia segera mengangkat kambingnya ke perahu agar tidak tenggelam.

"Kalau tidak cepat saya evakuasi, semua kambing saya bakal mati tenggelam," sebutnya.

Banjir yang terjadi pada Minggu (29/12/2019) menyebabkan dua desa di wilayah paling hilir terisolasi akibat genangan banjir.

Dua desa tersebut adalah Desa Lubuk Siam dan Desa Tanjung Balam.

Bahkan warga bertahan selama 21 hari menghadapi kepungan banjir. Untuk warga yang sakit harus naik perahu sewa dan menyeberang ke kantor desa lainnya.

 

Balita tersebut terpeleset dan jatuh ke sungai saat berjalan di titian yang terbuat dari kayu saat pulang belanja bersama ibunya, Jumat (13/12/2019) pukul 09.00 WIB.

Ada dugaan titian tersebut licin karena hujan.

Saat mengetahui ada bocah yang terbawa arus sungai, Sertu Mardi yang sedang melintas langsung membuka seragamnya dan terjun ke dalam sungai untuk menyelamatkan balita tersebut.

Karena di atas hulu sungai sedang hujan, arus sungai sewaktu kejadian tersebut menjadi cukup deras.

"Sebelum diselamatkan oleh anggota, balita itu telah terseret arus sungai sekitar 50 meter dari tempatnya jatuh," kata Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Kolonel Inf Zeni Djunaidhi

Namun nahas, nyawa balita yang terseret arus sungai itu tak tertolong karena ia banyak meminum air sungai sehingga membuat paru-parunya dipenuhi oleh air sungai.

 

Penyelamatan anjing tersebut berawal dari laporan Gala Indiga yang pertama kali melihat anjing tersebut bertahan dari terjangan arus banjir agar tidak tenggelam.

"Saat itu, tinggi air sudah mencapai setengah meter atau sampai 70 sentimeter. Bahkan di lokasi anjing itu dirantai mungkin bisa 1,5 meteran," kata Gala.

"Nah ternyata saya baru sadar kalau anjing itu terikat rantai di pagar," lanjut dia.

Gala awalnya berniat untuk menyelamatkan anjing tersebut. Namun karena arus air sangat kuat ia memilih merekam dan melaporkan ke kantor pemadam kebakaran.

"Saya harus merekam sebelum ada tindakan, karena saya kalau ke damkar tanpa bawa keterangan visual, nanti prioritas di damkarnya pasti dinomorduakan," kata Gala.

Setelah itu petugas berjibaku menyelamatkan anjing tersebut dengan alat seadanya yakni kapak dan tali tampar.

"Saat itu, mobil-mobil juga sudah mulai bergerak terbawa arus. Jadi bener-bener enggak bisa ngapa-ngapain. Tapi saya salut dari damkarnya sendiri berani untuk mendekat dan melakukan evakuasi," kata Gala. Saat ini, kondisi anjing tersebut sedang dalam pemulihan di rumah Ketua RW setempat.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Afdhalul Ikhsan, Rakhmat Nur Hakim, Perdana Putra, Vitorio Mantalean, Dandy Bayu Bramasta, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor : Dony Aprian, Bayu Galih, Farid Assifa, Irfan Maullana, Pythag Kurniati, Sari Hardiyanto, Inggried Dwi Wedhaswary)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/08/06360041/5-kisah-penyelamatan-saat-bencana-alam-gendong-bayi-cari-jalan-keluar-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke