Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Alasan TNI Tak Akan Perang di Natuna | Situs KPU Bantul Diretas

Kompas.com - 07/01/2020, 06:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Perkembangan situasi di Laut Natuna masih terus mendapat sorotan pembaca di Kompas.com pada hari kemarin.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) menegaskan tak akan ada perang di perairan Natuna pasca-masuknya kapal penjaga pantai China di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

Menurut Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono, Pemerintah China telah mengakui bahwa perairan Natuna merupakan wilayah Indonesia.

Sementara itu, berita tentang situs resmi KPU Bantul diretas oknum tak bertanggung jawab juga menyita perhatian.

Pelaku peretasan yang mengaku bernama Mr.Rm19 tersebut membuat tampilan depan laman kab-bantul.kpu.go.id menjadi foto sepasang kekasih.

KPU Pusat pun segera turun tangan dan memastikan data yang tersimpan di situs tersebut aman.

Berikut ini berita Populer Nusantara secara lengkap:

1. TNI: Tak akan ada perang di Natuna

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengatakan sampai saat ini masih terpantau dua kapal Coast Guard China dan satu kapal pengawasan perikanan milik pemerintah China berada di timur Laut Natuna.DOK TNI Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono mengatakan sampai saat ini masih terpantau dua kapal Coast Guard China dan satu kapal pengawasan perikanan milik pemerintah China berada di timur Laut Natuna.

Yudo Margono tak membantah bahwa pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh kapal ikan asing di wilayah ZEE Indonesia merupakan ancaman pelanggaran batas wilayah.

Namun, ia menegaskan tidak akan perang di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, menyusul keberadaan kapal penjaga pantai China di wilayah tersebut.

"Tidak akan perang, itu terlalu dibesar-besarkan," kata dia kepada wartawan di Natuna, Sabtu (4/1/2020), seperti dikutip dari Antara.

Baca berita selengkapnya: TNI Tegaskan Tak Akan Perang di Natuna

2. Tiga kapal Coast Guard China akan segera diusir

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono (kanan) didampingi Panglima Koarmada 1 Laksda TNI Muhammad Ali (kiri) menghormati KRI Tjiptadi-381 usai upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). Operasi tersebut digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono (kanan) didampingi Panglima Koarmada 1 Laksda TNI Muhammad Ali (kiri) menghormati KRI Tjiptadi-381 usai upacara Operasi Siaga Tempur Laut Natuna 2020 di Pelabuhan Pangkalan TNI AL Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Jumat (3/1/2020). Operasi tersebut digelar untuk melaksanakan pengendalian wilayah laut, khususnya di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) laut Natuna Utara. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/pd.

Keberadaan dua kapal Coast Guard milik China da nsatu kapal pengawas ikan milik China masih bertahan di Natuna.

Menurut Yudo Margono, kapal-kapal tersebut memilih bertahan dan tidak mau pergi dari wilayah timur Laut Natuna meskipun dua unsur kapal Bakamla telah melakukan komunikasi.

Untuk mengusir kapal-kapal tersebut, kata Yudo, pihaknya pun akan menambah dua kapal lagi untuk memaksimalkan pengusiran.

"Kemarin ada empat kapal yang turun ke lokasi untuk mengusir, dan saat ini kami tambah dua kapal lagi untuk memaksimalkan pengusiran," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (5/1/2020).

Baca berita selengkapnya: 3 Kapal Milik China Masih Berada di Laut Natuna

3. Mahfud MD: Tak ada negosiasi soal Natuna

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD saat menghadiri Dies Natalis Universitas Brawijaya ke-57, Minggu (5/1/2020)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Mahfud MD saat menghadiri Dies Natalis Universitas Brawijaya ke-57, Minggu (5/1/2020)

Sikap tegas ditunjukkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mohamad Mahfud MD soal masuknya kapal asing asal China ke wilayah perairan Natuna, Keupalauan Riau.

Mahfud mengatakan, wilayah perairan Natuna yang ada di Kepulauan Riau mutlak merupakan wilayah Indonesia dan tak ada negosiasi terkait hal itu.

"Indonesia tidak akan melakukan negosiasi dengan China," kata Mahfud saat menghadiri Dies Natalis Universitas Brawijaya (UB) ke-57 di Kampus Universitas Brawijaya (UB), Minggu (5/1/2020).

Baca berita selengkapnya: Tak Ada Negosiasi, Mahfud MD Minta Pengusiran Kapal China dari Natuna

4. Jumirah, nenek asal Semarang yang rawat puluhan kucing

Jumirah memilih tinggal di TPS bersama puluhan kucing.KOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Jumirah memilih tinggal di TPS bersama puluhan kucing.

Jumirah sudah satu tahun belakangan ini tinggal di TPS Nitibuana, Kelurahan Beji, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

Tak hanya sendiri, Jumirah yang berusia 79 tahun dan senang dipanggil Nenek Ompong itu tinggal di TPS tersebut bersama 20 kucing-kucing liar.

Hal itu dilakukan Jumirah sejak puluhan tahun lalu. Awalnya, Jumirah tinggal di daerah Bulu.

Namun, masalah datang karena setelah dia memelihara 22 kucing di rumah tersebut, salah satu kucing dituduh mencuri leles setengah kilo.

"Salah satu kucing saya yang bernama Ragil Kuning, dituduh mencuri lele setengah kilo, harganya mungkin 10 ribu. Saya tidak terima, lalu saya ganti Rp 50 ribu malah dimaki-maki. Saya sedih dan menangis, kucing saya tidak mencuri lele," ujarnya, Minggu (5/1/2020).

Baca berita selengkapnya: Kisah Nenek Jumirah, Rela Tinggal di Pembuangan Sampah Demi Rawat Puluhan Kucing Liar

5. Kasus situs resmi KPU Bantul diretas

Laman Web KPU BantulKOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Laman Web KPU Bantul

Pada hari Minggu (5/1/2020), situs resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul, Yogyakarta, kab- bantul.kpu.go.id, oknum tidak bertanggung jawab.

Oknum yang menggunakan nama Mr. Rm19 itu mengubah ;aman muka situs itu diubah dengan foto sepasang kekasih dan disertai kata-kata curhatan.

Dari pengamatan Kompas.com pada Senin (6/1/2020) 14.30 WIB, situs itu berubah dengan latar belakang hitam dan terdapat foto sepasang kekasih dengan emoticon hati pada bagian mulutnya.

Baca berita selengkapnya: Situs KPU Bantul Diretas, Isinya Jadi Curhatan

(Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik, Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana, Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina, Bayu Galih, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com