Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Fakta Serangan Harimau di Sumsel, Tiga Petani Tewas hingga Akibat Perburuan Liar

Kompas.com - 15/12/2019, 10:19 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Seorang petani kopi di Muara Enim, Sumatera Selatan, tewas diterkam harimau di kawasan hutan lindung di Dusun Rekimai, Kamis (12/12/2019) malam.

Korban Mustadi (52), petani asal Kabupaten Lahat, tewas dengan luka parah di bagian dada dan leher.

Menurut keterangan petugas, istri korban sempat berteriak saat seekor harimau mendekat ke korban.

Namun, harimau tersebut dengan cepat menerkam Mustadi yang tengah mengambil pukat burung.

"Informasi yang kami dapat serangan terjadi pada Kamis malam tadi, lokasinya masih berada di dalam hutan lindung," ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Martialis Puspito, saat dihubungi dari Palembang, Jumat.

Baca juga: BKSDA: Harimau Serang Warga karena Babi Hutan hingga Kijang Habis Diburu

Martialis menambahkan, istri dan sejumlah saksi segera lari ke dalam pondok untuk menyelamatkan diri.

Beberapa saat kemudian saksi mencoba mengevakuasi korban. Namun, harimau tersebut justru mendekat kembali.

Akhirnya, istri korban dan para saksi memilih bertahan di pondok sambil menunggu harimau pergi dari lokasi.

"Istrinya tertahan di dalam pondok sampai malam tadi bisa dievakuasi, jenazah korban sudah diserahkan ke keluarga," ujar Martialis.

Konflik diduga akibat perburuan babi hutan

Martialis menjelaskan, konflik harimau dan manusia yang terjadi di tiga wilayah Sumatera Selatan yakni kota Pagaralam, Lahat dan Muara Enim disebabkan beberapa faktor.

Salah satunya adalah maraknya perburuan rantai makanan harimau yang ada di wilayah tersebut.

Hal tersebut membuat satwa liar itu kesulitan untuk mencari mangsa.

Dirinya menjelaskan, pada 2016 lalu, mereka menemukan sebanyak tujuh kepala kambing hutan di wilayah tersebut.

Padahal, kambing adalah salah satu rantai makanan yang diburuh oleh harimau.

"Babi hutan juga, tiap minggu terus menjadi perburuan oleh pemburu. Jadi dugaannya juga ke situ, ada rantai makanan mereka (harimau) terganggu. Karena maraknya perburuan pakan harimau. Orang ini, sudah dikasih nasi mau memburu makanan lain," kata Martialias, Jumat (13/12/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com