Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semarang 10K, Lomba Lari Sambil Menikmati Wisata Sejarah Kota Lama

Kompas.com - 15/12/2019, 07:39 WIB
Riska Farasonalia,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Lomba lari Semarang 10K kembali digelar pada Minggu (15/12/2019) pagi. Lomba kali ini dengan mengusung konsep sport and heritage tourism.

Lomba lari yang sudah kali kedua digelar oleh Pemerintah Kota Semarang dan Harian Kompas ini diikuti sekitar 2.000 peserta mulai dari pelari nasional hingga internasional.

Mengawali start di Balai Kota Semarang, tampak para peserta antusias bersiap untuk menaklukan rute sepanjang 10 kilometer.

Dari pantauan Kompas.com, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi turut hadir untuk melepas ribuan pelari yang tak sabar menunggu aba-aba lomba dimulai.

Baca juga: Lomba Lari Semarang 10K Kembali Digelar, Target Jumlah Peserta 2.000 Orang

Dalam sambutannya, Wali Kota yang akrab di sapa Hendi itu berharap para pelari dapat menikmati rute budaya dan arsitektur Kota Lama Semarang.

"Selamat datang para atlet dan runner di Semarang. Semoga rute kali ini menyenangkan buat Anda. Salah satu area yang akan dilewati adalah kawasan Kota Lama yang lagi hits saat ini. Selamat menikmati, mudah-mudahan menjadi yang terbaik," kata Hendi di depan Balai Kota Semarang, Minggu pagi.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas Budiman Tanuredjo mengimbau agar para atlet dan pelari tetap berhati-hati dalam melalui arena perlombaan.

"Jangan memaksakan diri. Mudah-mudahan race di Semarang ini menjadi race terbaik bagi Anda semuanya," kata Budiman.

Lomba lari penutup tahun ini menggunakan rute baru pasca revitalisasi kawasan Kota Lama Semarang.

Kali ini peserta diajak melintasi lebih banyak jalur di Kota Lama Semarang, sehingga menjadi pengalaman seru dan berkesan bagi peserta.

Belum lagi, peserta Semarang 10K 2019 akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 400 juta.

Selain itu, kesenian tradisional juga ditampilkan untuk menyemangati para pelari.

Beberapa di antaranya tarian kuntulan, atraksi drumblek, reog jaran blarak, gambang Semarang, dan angklung.

Pertunjukan seni ini ditampilkan sebagai bagian dari keterlibatan warga Semarang dalam memberikan kehangatan dan keramahan bagi para pelari.

Adapun rute yang harus dilalui pelari diawali dari Jalan Pemuda depan Balaikota - Bundaran Tugu Muda - Jalan Pandanaran - Simpang Lima - Jalan Ahmad Yani - Jalan MT Haryono-Simpang Jalan RA Kartini - Bundaran Bubakan.

Kemudian, Bundaran Bubakan - Jalan Ronggowarsito - Jalan Pengapon - Jalan Merak - Jalan Taman Srigunting - Jalan Cendrawasih I - Jalan Cendrawasih - Jalan Letjend Suprapto - Jembatan Berok - dan Finish di Jalan Pemuda - Balaikota Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com