Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah di Kediri Dipastikan Beracun dan Berbahaya

Kompas.com - 13/12/2019, 19:23 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com-Material limbah yang digunakan sebagai penahan dinding sungai di Desa Maesan, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dipastikan termasuk kategori Bahan Beracun dan Berbahaya (B3).

Hal itu dipastikan setelah ada pemeriksaan sampel dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri.

Namun, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri belum bisa melakukan tindakan lebih lanjut terkait limbah tersebut.

Mereka masih menunggu masalah ini selesai ditangani Polres Kediri Kota.

"Kita tunggu nanti tindak lanjutnya seperti apa," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti, saat sidak limbah di Desa Ngreco, Kandat, Kediri, Jumat (13/12/2019).

Baca juga: Fakta Limbah Timah di Kediri, Berasap Tebal saat Hujan hingga Ditutup Tanah dan Terpal

Sementara untuk jenis limbah yang ditemukan di Desa Ngreco, Kecamatan Kandat, Dinas Lingkungan Hidup Kediri masih akan menguji sampelnya terlebih dahulu.

Hanya saja, Putut menilai ada kesamaan tampilan fisik dan bau tajam yang muncul dari limbah di Desa Ngreco dan Desa Maesan.


Putut juga meminta masyarakat untuk lebih waspada dan tidak menggunakan lahannya sebagai buangan limbah karena cukup berbahaya.

Sebelumnya diberitakan, banyak ditemukan material limbah berbentuk abu dengan kemasan karung di Kediri. Temuan itu ada di wilayah kota maupun Kabupaten Kediri.

Baca juga: Limbah Buangan di Kediri Sementara Ditutup Terpal dan Tanah

Sejauh ini di wilayah Kabupaten Kediri temuan itu ada di Desa Maesan, Kecamatan Mojo di mana ratusan karung limbah dipakai sebagai penahan dinding sungai.

Temuan itu juga ada di Desa Ngreco, Kecamatan Kandat. Bahkan di desa ini ada 9 titik yang rata-rata dipakai untuk normalisasi lahan bekas galian.

 


Jumlah limbah tersebut cukup banyak. Dalam 1 titik lokasi bisa mencapai 50 truk dalam kemasan karung.

Begitu juga di wilayah Kota Kediri, dari 10 titik lokasi temuan limbah di Kecamatan Pesantren, semuanya dipakai warga untuk menutup bekas galian.

Di wilayah Kota Kediri, limbah-limbah itu oleh Pemkot ditutup sementara menggunakan plastik dan tanah agar baunya tidak menggangu warga selama penyelidikan polisi berlangsung.

Rata-rata warga awalnya tidak mengetahui dampak dari limbah yang dibelinya cukup murah itu, yakni hanya Rp 25 ribu tiap truk. Harga itu jauh lebih murah ketimbang tanah uruk biasa yang mencapai Rp 300 ribu tiap truknya.

Baca juga: Polisi Cari Pembuang Limbah Berbahaya di Kediri

Mereka baru menyadarinya saat musim hujan tiba. Material limbah yang terkena air itu mengeluarkan asap dan berbau tajam hingga mengganggu lingkungan.

Di wilayah Ngreco, dilaporkan sudah ada 4 warga terdampak limbah itu. Mereka mengalami sesak nafas.

Saat ini, kasus itu masih dalam penanganan kepolisian untuk mengusut pihak yang terlibat dan asal usul limbah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com