Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro Kontra Warung Daging Anjing di Jawa Tengah, Ganti Jualan Wedang Ronde hingga Picu Penyebaran Rabies

Kompas.com - 07/12/2019, 06:46 WIB
Rachmawati

Editor

Anjing bukan untuk dikonsumsi

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan bahwa anjing bukanlah binatang untuk dikonsumsi.

Dan hal tersebut telah diatur dalam Undang-undang No 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

Pada Pasal (1) dijelaskan bahwa anjing tidak termasuk dalam makanan konsumsi, karena bukan merupakan sumber hayati produk peternakan, kehutanan, atau jenis lainnya.

"Kemarin saya sampaikan ke publik juga ada banyak yang pro dan kontra. Tapi anjing itu bukan binatang untuk dikonsumsi," kata Ganjar.

Baca juga: 5 Kasus Penyerangan Anjing Pitbul, Ahli: Jika Agresif, Cari Penghalang

"Tidak harus Perda sebenarnya. Tetapi, ada progres menuju minimal pengurangan. Syukur bisa penghapusan," kata Ganjar di Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/12/2019).

Ia menjelaskan larangan mengonsumsi daging anjing lebih atas pertimbangan bahaya rabies.

Untuk pemilik warung yang sudah terlanjur menjual olahn daging anjing, menurut Ganjar bisa beralih ke banyak daging lain dengan kualitas terjamin seperti kambing dan ayam.

"Makanlah daging yang memang layak untuk dikonsumsi. Sapi lebih enak, ayam lebih enak. Nanti bahayanya adalah rabies dan ini akan merajalela. Itu yang saya kira masyarakat pemakan anjing perlu disadarkan," jelas Ganjar.

Baca juga: 3 Efek Samping Mengonsumsi Daging Anjing

 

Berpotensi alami gangguan kesehatan

Ilustrasi obat, obat-obatanShutterstock Ilustrasi obat, obat-obatan
Koordinator DMFI Semarang Handojo bercerita pernah memergoki pedagang daging anjing di sekitar Stadion Diponegoro menyembelih anjing yang kudisan dan sakit-sakitan.

Bukan hanya itu, Handojo bercerita banyak pedagang yang nekat menjual daging anjing yang didapat dari sembarang tempat.

"Bahkan, saya pergoki dengan mata sendiri ada penjual di sekitar Stadion Diponegoro yang dagangannya didapat dari anjing yang kena kudisan. Ini kan sudah sangat berbahaya kalau dikonsumsi. Jalan satu-satunya ya saya rasa pemerintah harus menerbitkan aturan yang tegas untuk memberangus para pedagang daging anjing ini," ucap Handojo.

Baca juga: Digigit Pitbull, Bocah M Minta Ayahnya Tak Bunuh Anjing Itu

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, orang yang kerap memakan daging anjing, biasanya berpotensi mengalami gangguan kesehatan.

"Kan daging anjing tidak layak dimakan. Itu malah bisa menimbulkan antraks, leptosirosis, dan penyakit menular lainnya. Jadi, jangan lagi dikonsumsi," ucap Yulianto.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya akan melibatkan melibatkan Dinas peternakan dan Dinas Pertanian Jateng untuk mendeteksi sebaran rabies di beberapa daerah di Jateng.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani, Riska Farasonalia | Editor: Aprillia Ika, Caroline Damanik, David Oliver Purba)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com