Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

53 Kali Gagal Tembus Beasiswa, Anak Pedagang Sayur Berhasil Kuliah di Amerika

Kompas.com - 06/12/2019, 06:30 WIB
Rachmawati

Editor

Ia lalu mendapatkan informasi dari rekannya agar mendaftar beasiswa USAID prestasi untuk program S2 di Amerika. Saat itu, sang ibu menyuruh Aula untuk mencobanya walaupun anaknya telah gagal 53 kali.

“Coba sekali lagi,” ujarnya saat mengenang pesan ibunya.

Bukan hanya itu, Ibunya juga mengusahakan biaya agar anaknya ikut kembali mengambil tes TOEF karena sebelumnya Aula gagal mendapatkan nilai yang ia inginkan.

Padahal Aula mengerti keadaan ibunya yang waktu itu tidak punya uang.

“Ya, jualan sayur mana banyak uang sih, palingan 20 ribu atau 10 ribu (rupiah) per hari untung,” katanya.

Baca juga: Kisah Anita Lundy Bikin Sepatu Ittaherl hingga Laris Bukan Kepalang

 

Berangkat ke Amerika

Pada Juni 218 lalu, Aula berhasil menginjakkan kakinya pertama kali di Amerika,

Ia berhasil terpilih menjadi satu diantara 23 orang Indonesia yang mendapat beasiswa USAID prestasi untuk kuliah ke Amerika.

Aula pun diterima di Lehigh University di Bethlehem, Pennsylvania, yang masuk ke dalam daftar 50 universitas nasional terbaik di Amerika menurut situs U.S. News & World Report yang memuat berita, opini, dan juga ranking universitas.

Ia memilih jurusan Instructional Technology karena menurutnya penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran bisa menjadi lebih menarik dan memotivasi baik siswa dan guru.

Baca juga: Kisah Gatot 15 Tahun Mencari Rupiah Lewat Buku Bekas dan Harapan Mulianya...

“Pemakaian teknologi dalam pembelajaran di Indonesia tuh belum terlalu ekstrim sebagaimana yang telah digunakan oleh negara-negara maju seperti Amerika, China, Korea, India dan lain sebagainya,” ungkapnya.

Ia berencana untuk menjadi bagian dari orang-orang yang membangun tekhnologi di dunia pendikan.

“Insya allah saya percaya dengan belajar di sini dengan involve di berbagai research activities yang ada di lehigh dan di luar akan memperkaya dan menjadikan Indonesia menjadi lebih baik dan bermanfaat insha allah pastinya untuk kita semua nanti itu.”

Baca juga: Kisah Tragis Orangutan: 24 Peluru di Badan dan Coba Bertahan Hidup dengan Kebutaan

 

Sang ibu mendapatkan penghargaan Orang Tua Hebat 2019

Ilustrasi Pendidikan berbasis teknologiDok. Zenius Ilustrasi Pendidikan berbasis teknologi
Pada November 2019, orangtua Aula menjadi salah satu di antara orangtua lain yang mendaptkan penghargaan ‘Orang Tua Hebat 2019’ oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat.

Mak Cut, sang ibu hadir di malam apresiasi tersebut untuk menerima penghargaan yang ditanda-tangani langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Aula mengaku bahagia ketika mengetahui sang ibu terpilih, sekaligus senang karena akhirnya Mak Cut bisa berkunjung ke Jakarta.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Receiving award from the Ministry of Education and Culture (@kemdikbud.ri) Indonesia. Nov selalu saja membawa kabar bahagia. Nov 1993, aku lahir ke dunia. Nov 2016 diwisuda dari Syiah Kuala Univ dengan beasiswa Bidikmisi. Nov 2019 ini bisa mengantarkan orang tua ke atas panggung Balai Kartini, Jakarta di malam Apresiasi Paud dan Pendidikan Keluarga oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI sebagai “Orang Tua Hebat 2019”. Ridhwan Kr Is (alm) dan Siti Narimah. Begitu nama yang tertulis di piagam yang ditanda tangani Mas Mentri Nadiem Makarim. Terima kasih Mas Mentri!! Tapi, aku kecewa pada mu Pak Ridhwan Kr bin Ismail bin Adam. Pak Ridhwan Kr Is! Kau berdusta. Dulu kau mengatakan “InshaAllah, pak akn hadir di wisuda Aula nanti”. Nyatanya, wisuda ku di nov 2016 lalu kau malah tak tampak. Kini, di malam apresiasi di Jakarta. Kau juga tak tampak. Kenapa kau pak? Kau biarkan mak berjuang sendiri? Tak sayang lagi kah kau untuk kami? Pak! Aku selalu mengharapkan kehadiran mu di tiap november. Termasuk di malam tadi. Aku sangat ingin melihat kalian berdua berdiri di atas panggung dg gelar Orang Tua Hebat 2019 Negara Indonesia. Tapi, hanya mak yang berdiri di sana. Di temani, Ka Mis, pak. Kau, lagi-lagi tak berwujud. Sedurhakah itu kah aku padamu. Sehingga tak sedikit pun kau tampakan senyum mu untuk ku selama ini? Apa kesalahan yang ku lakukan, Pak? Aku ingin memeluk kalian di tiap nov, walau hanya sekejap. Tapi, acap kali tubuh laki-laki lain yg malah ku peluk ditiap nov. Tapi, keinginan ku itu takkan pernah terwujud. Kau memang tak pernah mau bertemu dengan anak bungsu mu ini. Aku sering bertanya kenapa, Pak Ridhwan Kr Is? Ah, tak perlu lah kau jawab. Karena ku yakin, kau sedang bersenang dan bahagia di surga bersama para auliya lainnya. Walau mungkin jawaban mu takkan pernah terdengarkan lagi. Tapi, malam ini aku hanya ingin menyatakan AKU CINTA KALIAN, AKU MERINDUKAN KALIAN dan AKU INGIN SEKALI MEMELUK KALIAN BERDUA DI SAAT YANG BERSAMAAN, Paaaak, maaaak! Allahummagfirlahu Pak Ridhwan Kr Is. Allahummagfirlahu. Selamat atas terpilihnya kalian berdua sebagai ORANG TUA HEBAT 2019 Indonesia!

A post shared by Aula Andika Fikrullah Al Balad (@fa_aula) on Nov 6, 2019 at 4:52pm PST

Dilansir dari VOA Indonesia, Aula sengaja mendaftarkan sang ibu untuk menerima penghargaan tersebut agar memotivasi orang lain untuk mengejar mimpinya walaupun di tengah keterbatasa.

“Ketiadaan orang tua yang lengkap, kemudian orang tua yang tidak berpendidikan, ekonomi yang tidak mendukung itu tidak menghalangi kita untuk mencapai apa yang kita mau. Tidak menghalangi anak-anaknya untuk bisa berpendidikan dan melanjutkan pendidikan sampai dengan ke level yang tertinggi dan di luar negeri dan di negara yg paling adidaya di dunia gitu,” jelasnya,

Ia juga mengatakan banyak pesan-pesan baik dari orangtuanya yang ditanamkan dalam dirinya.

Baca juga: Kisah Siswi 14 Tahun Penghafal Biografi Bung Karno, Suara Lantang Mirip Sang Proklamator

“Ibu selalu berpesan, ‘Aula boleh ke mana saja. Aula boleh tinggal di mana saja, tapi harus tetap menjadi Aula.’ Dalam artian bahwa jangan pernah tinggalkan salat, jangan pernah tinggalkan mengaji, jangan pernah tinggalkan nilai-nilai dasar keislaman yang memang itu selalu ditanamkan dalam keluarga,” katanya.

“Kalau almarhum Ayah berpesan dulu, ‘Aula tetap lakukan kebaikan walaupun itu kecil dampaknya. Tapi jangan pernah berbuat sesuatu, tapi tidak bermanfaat untuk orang lain,’” kenangnya.

Baca juga: Kisah Kesuksesan Ciputra, Berawal dari Seorang Petani

“Seandainya nilai-nilai itu tidak diajarkan selama ini di dalam keluarga, tentu Aula tidak akan menjadi Aula yang se-strong ini, tidak akan menjadi Aula yang seperti sekarang ini,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan pesan kepada rekan-rekannya agar tidak menjadikan keterbatasan sebagai penghalang untuk mendapatkan cita-citanya.

It’s not about perfect. It’s all about effort. Tak perlu harus melulu sempurna, namun segala cita-cita bisa diraih dengan berusaha," pungkas Aula.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com