Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluhan Pengusaha Tahu jika Tak Pakai Limbah Plastik untuk Produksi

Kompas.com - 27/11/2019, 06:54 WIB
Ghinan Salman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sebelumnya, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah mewajibkan pengusaha tahu untuk menggunakan bahan bakar alternatif yang sesuai alat produksi, yakni wood pallet atau pelet kayu.

Wood pellet merupakan hasil olahan limbah kayu dengan menghancurkan limbah kayu menjadi serbuk halus.

Pelet kayu ini diklaim berfungsi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan dengan kadar co2 yang rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna.

"Kita nanti bahan bakunya saya bawa ke sini semuanya. Kita mulai produksi dengan wood pellet atau dengan gas. Ya itu sudah, kita larang tidak boleh pakai plastik," ucap Saiful.

Ia memastikan para produsen pabrik tahu di Desa Tropodo akan mendapat subsidi pelet kayu sebagai bahan bakar pembuatan tahu.

Pihaknya mengaku akan duduk bersama dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk membahas subsidi bahan bakar pembuatan tahu yang ramah lingkungan.

"Ya, awalnya nanti kita subsidi. Kita akan bicarakan dengan ibu gubernur. Karena di sini ada Pak Drajad sebagai kepala dinasnya (Disperindag Jatim). Nanti bisa kita bicarakan bersama. Pasti kita bantu," imbuh Saiful.

Sebagaimana diketahui, sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" yang disusun Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019 menjadi sorotan media.

Baca juga: Pengusaha Tahu di Sidoarjo Janji Tak Lagi Gunakan Limbah Plastik, Asal...

Bahkan, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian memberitakan publikasi laporan itu.

Dua hal yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur sebagai dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com