SIDOARJO, KOMPAS.com - Sebanyak 47 pengusaha tahu di sentra industri Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.
Komitmen itu disampaikan tiga perwakilan pengusaha tahu saat deklarasi "Stop Penggunaan Bahan Bakar Sampah Plastik" yang digelar bersama Pemkab Sidoarjo di Dusun Areng-Areng, Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (26/11/2019).
Ada enam poin deklarasi yang dibacakan tiga perwakilan pengusaha tahu di Desa Tropodo.
Pertama, para pengusaha menyatakan tidak akan menggunakan bahan bakar sampah plastik pada proses pembuatan tahu.
Baca juga: Bupati Sidoarjo Minta Pengusaha Tahu Stop Gunakan Plastik Impor
Kedua, para pengusaha akan menggunakan bahan bakar alternatif yang aman dan ramah dari lingkungan.
Ketiga, para pengusaha tidak akan menimbulkan polusi yang berdampak pencemaran lingkungan.
Keempat, para pengusaha menanti segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Kelima, para pengusaha aka menjaga kualitas tahu yang dihasilkan.
Keenam, para pengusaha akan mengurangi emisi gas buang pada proses produksi.
Salah satu pengusaha tahu di Desa Tropodo, Gufron (52) mengatakan, siap menggunakan bahan bakar alternatif sebagai pengganti limbah plastik impor yang biasa digunakan untuk memproduksi tahu selama ini.
Namun, kata Gufron, para pengusaha tahu juga membutuhkan bantuan berupa mesin ketel sebagai alat produksi berbahan kayu.
"Kami para pemilik tahu butuh bantuan mesin ketel saja. Karena mesin ketel ini mahal, harganya Rp 70 juta," kata Gufron.
Namun, ketidakmampuan para pengusaha membeli mesin ketel membuat kebanyakan pabrik tahu di Desa Tropodo terpaksa menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.
"Kayu bakar ini merupakan solusi terbaik karena mudah didapatkan. Cuma itu tadi, pemerintah mesti memberi bantuan mesin ketel," ujar dia.
Sementara itu, Bupati Sidoarjo Saiful Ilah memilih bahan bakar alternatif yang sesuai alat produksi, yakni wood pallet atau pelet kayu, untuk digunakan para pengusaha dalam memproduksi tahu di Desa Tropodo.