Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Sidoarjo Minta Pengusaha Tahu Setop Gunakan Plastik Impor

Kompas.com - 26/11/2019, 19:25 WIB
Ghinan Salman,
Dony Aprian

Tim Redaksi

SIDOARJO, KOMPAS.com - Bupati Sidoarjo Saiful Ilah meminta pengusaha tahu di sentra industri Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur berhenti menggunakan plastik impor untuk bahan bakar pembuatan dan penggorengan tahu.

"Limbah sampah plastik yang dibakar itu polusinya bukan main, polusi di udara tidak bisa hilang, dan mencemari udara kita," kata Saiful Ilah, Selasa (26/11/2019).

Baca juga: Tenggelam karena Lumpur Lapindo, 4 Desa di Sidoarjo Diusulkan Dihapus

Dia berharap, pengusaha tahu di Sidoarjo beralih menggunakan bahan bakar ramah lingkungan, meski bahan bakar ramah lingkungan dibutuhkan biaya yang cukup mahal.

"Penjualan tahu dinaikkan sedikit-sedikit tidak masalah. Masyarakat pasti tidak mempermasalahkan adanya kenaikan, karena mereka tau bahan bakar yang ramah lingkungan itu sedikit lebih mahal," ujar dia.

Selain itu, Saiful meminta kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk melarang impor sampah plastik masuk ke Indonesia, khususnya Jawa Timur.

"Supaya tidak ada impor sampah plastik itu, kita akan menggunakan gas atau wood pallet yang sudah kita siapkan," kata Saiful.

Baca juga: Nama Calon Bermunculan Jelang Pilkada Sidoarjo, dari Anak Kiai hingga Putra Bupati

Terlebih, kata dia, terdapat beberapa sampel telur ayam di Malang yang ditemukan mengandung racun akibat tercemar pembakaran sampah plastik di pabrik tahu, di Desa Tropodo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.

Ia tidak ingin pencemaran akibat pembakaran limbah sampah plastik dari pabrik tahu itu semakin meluas dan berdampak terhadap kesehatan.

Sebagaimana diketahui, sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" yang disusun Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019 menjadi sorotan media.

Bahkan, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian memberitakan publikasi laporan itu.

Dua hal yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur sebagai dampaknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com