Saat ini, kata dia, semua pihak harus berbenah untuk membiasakan diri hidup sehat. Karena alasan itulah, Saiful meminta para pengusaha tahu untuk tidak lagi menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar pembuatan tahu.
"Sekarang ini kita mulailah untuk membenahi masyarakat kita supaya hidup sehat. Ya kita pakai bahan-bahan yang sehat dan ramah lingkungan," ujar Saiful.
Sebagaimana diketahui, sebuah mini report berjudul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia" yang disusun Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN, pada November 2019 menjadi sorotan media.
Baca juga: 27 Kontainer Limbah Plastik di Batam Kembali Reekspor ke Negara Asal
Bahkan, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian memberitakan publikasi laporan itu.
Dua hal yang menjadi perhatian adalah proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur sebagai dampaknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.