Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Warga Pulau Ende, Turun Temurun Terpaksa Minum Air Sumur yang Rasanya Asin

Kompas.com - 18/11/2019, 12:02 WIB
Nansianus Taris,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

ENDE, KOMPAS.com - Warga di Pulau Ende, Kecamatan Pulau Ende, Kabupaten Ende, Flores, NTT sejak zaman dahulu hingga sekarang mengonsumsi air minum asin. 

Kisah Warga Pulau Ende, Turun Temurun Terpaksa Minum Air Sumur Asin

Warga pedalaman Flores ini sudah beberapa generasi minum air sumur yang rasanya asin, mereka berharap ada bantuan agar bisa minum air tawar.

Hal itu terjadi lantaran di pulau Ende tidak ada satu pun sumber air tawar.

Untuk bisa minum dan penuhi kebutuhan air setiap rumah, warga terpaksa menggali sumur bor. Air dari sumur bor inilah yang jadi andalan seluruh warga pulau Ende ini. 

Air yang diambil dari sumur bor ini rasanya asin. Meski begitu, warga masih mengonsumsinya untuk minum dan mencuci.

Baca juga: Cerita Warga Pedalaman Ende Cari Sinyal Harus Jalan Kaki 1 Km

Tidak ada pilihan, demi bertahan hidup

Memang tidak ada pilihan lain bagi warga selain mengonsumsi air asin. Tidak bisa dikonsumsi sebenarnya. Tetapi, jika mau bertahan hidup, berarti mesti konsumsi air minum asin ini. 

Dari dulu hingga sekarang, warga pulau ini sangat berharap ada upaya pemerintah agar bisa mendatangkan air minum yang tawar. Namun, harapan itu tidak kunjung jadi kenyataan. 

Mereka terus saja mengonsumsi air asin untuk minum dan keperluan rumah tangga lainnya. Mereka mengaku, memang itu sangat miris. 

"Sejak zaman dahulu, dari nenek moyang sampai hari ini kami terus konsumsi air asin pak. Dari dulu kami berharap ada upaya pemerintah supaya kami bisa minum air tawar. Sampai detik ini, kami hanya berharap dan terus konsumsi air asin," ungkap Hans Ranu, salah seorang warga pulau Ende, kepada Kompas.com, Minggu (17/11/2019).

Baca juga: Warga Desa Aewora di Ende Tak Perlu Lagi Jalan 10 Km demi Internet

Pemerintah seolah tutup mata

Ia menceritakan, air asin yang jadi andalan warga itu diperoleh dari sumur bor. Sumur bor itu digali secara swadaya setiap pemilik rumah. 

Hans menyebut, ada juga sumur bor yang didanai pemerintah. Tetapi, itu jumlahnya sedikit. 

Hans mengungkapkan, warga sudah seringkali menyampaikan kepada pemerintah tentang kerinduan menikmati air minum tawar seperti di wilayah lain.

"Kami tahu dan sadar, di sini tidak ada sumber air tawar. Tetapi, apalah gunanya pemerintah jika tidak peduli dengan rakyatnya sendiri," kata Hans. 

"Kami ingin minum air bersih yang tidak asin seperti layaknya warga di wilayah lain di kabupaten ini," ungkap Hans. 

Hans menceritakan, saat ada tamu yang berkunjung ke pulau Ende, warga terpaksa harus membeli air dalam kemasan di kios untuk diminum.

"Sedih sekali. Sebenarnya hal ini kami tidak ceritakan. Tetapi ini penting agar pemerintah bisa tahu keadaan kami di sini," cerita Hans.

Baca juga: Pemkab Ende Kucurkan Rp 2 Miliar Benahi Taman Renungan Bung Karno

Daerah terpencil

Hans mengaku sangat bersyukur, di ujung tahun 2019 ini, pulau Ende yang letaknya jauh dari ibukota Kabupaten bisa dikunjungi para wartawan. 

Hans menuturkan, puluhan tahun lamanya warga menghuni pulau itu, baru kali ini mendapat kunjungan dari media massa di Kabupaten Ende. 

"Kami sangat bersyukur, adik-adik bisa datang kunjung ke sini. Selama ini kami rindu untuk menyampaikan aspirasi. Selama ini kami tidak ada media yang menulis keluh kesah warga di pulau ini," tutur Hans. 

Hans meminta kepada awak media agar bisa menulis elegi warga di pulau Ende khususnya kebutuhan akan air minum. 

"Kami tidak minta lain pak. Satu saja, air minum," pinta Hans.

Baca juga: Jenazah Bupati Ende Diterbangkan dengan Jet Pribadi, Gubernur NTT: Bantu Orang itu Wajar

Pakai perahu motor untuk ke ibu kota kabupaten

Untuk diketahui, jarak pulau Ende dari kota Ende ibu kota Kabupaten Ende sekitar 15 mil atau 15 kilometer. 

Pulau Ende ini merupakan daerah terluar di Kabupaten Ende.

Dari pulau Ende ini menuju kota Ende, harus warga menggunakan perahu motor mengarungi laut Flores.

Perjalanan membutuhkan waktu 40 menit hingga 1 jam.

Di kala musim hujan dan angin kencang, warga terpaksa mengurung niat berangkat ke ibu kota karena takut perahu diterjang ombak. 

Baca juga: Bupati Ende Meninggal Saat Kegiatan Golkar di Kupang

Solusi penyulingan air laut jadi air tawar

Usman Husen, Camat Pulau Ende mengatakan, saat ini untuk bisa menikmati air minum bersih dan tawar, warga menggunakan bak air dengan sistem Penampung Air Hujan (PAH).

Sistem itu bisa memenuhi kebutuhan air tawar bagi warga pada musim hujan.

Selain itu, warga juga mengandalkan air sumur. Tetapi, dominan air sumur itu rasanya asin karena terkontaminasi air laut.

Ia menyebut, solusi yang ditawarkan pemerintah adalah membangun penyulingan air laut jadi air tawar atau desalinasi.

Tetapi, proyek itu juga tidak bermanfaat bagi warga karena sejak dibangun tidak bisa beroperasi.

"Saya berharap pihak PDAM Ende bisa menuntaskan persolan air minum di pulau Ende. Warga sudah lama rindu konsumsi air minum bersih," ungkap Camat Usman.

Baca juga: Desalinasi, Solusi Banjir dan Penyediaan Air Baku Jakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com