Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengunjungi Museum Ranggawarsita, Rumah bagi Ribuan Koleksi Wayang

Kompas.com - 08/11/2019, 13:10 WIB
Riska Farasonalia,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Museum menjadi salah satu wadah yang memiliki peran penting dalam menyimpan benda-benda sejarah masa lalu.

Museum menjadi tempat untuk menghadirkan memori kolektif dalam membentuk identitas dan jati diri masyarakat.

Di Semarang, Jawa Tengah, terdapat salah satu museum yang hingga kini masih menyimpan benda-benda sejarah dari peradaban selama ribuan tahun silam.

Kompas.com pun berkesempatan mengunjungi Museum Ranggawarsita yang terletak di Jalan Abdulrahman Saleh Nomor 1 Semarang, Jawa Tengah, Kamis (7/11/2019).

Ketika hendak memasuki Gedung D lantai 2 museum, nampak berjajar berbagai jenis koleksi benda-benda warisan budaya berupa wayang yang masih tersimpan rapi di etalase kaca.

Koleksi wayang yang disimpan di museum, jumlahnya ribuan.

Berbagai koleksi yang ditampilkan mulai dari jenis wayang kulit, wayang golek, hingga replika wayang orang.

Tak hanya Wayang saja, satu set gamelan Jawa dengan replika seorang dalang yang sedang memainkan pagelaran wayang, tampak masih disimpan dengan baik.

Kepala Seksi Pelestarian Museum Ranggawarsita Laela Nurhayati Dewi mengatakan, beberapa jenis koleksi wayang dari daerah di Jateng masih tersimpan dengan baik di museum.

Jenis koleksi wayang antara lain ada Wayang Beber, Wayang Kidang Kencana dan Wayang Gedhog.

Ada juga Wayang Potehi, Wayang Purwa, Wayang Golek dan Wayang Buddha.

"Kalau yang paling banyak itu koleksi Wayang Purwa," ujar Laela saat ditemui Kompas.com, Kamis.

Laela menyebutkan, koleksi Wayang Purwa di Museum Ranggawarsita mencapai 20 kotak.

Adapun, satu kotak berisi sejumlah 100 wayang.

Dengan demikian, jumlah seluruhnya jika ditotal mencapai 2.000 wayang.

Baca juga: Wayanggaga, Wayang dari Rumput dengan Misi Mulia untuk Kaum Milenial

Merawat koleksi

Sementara itu, Konservator Koleksi Museum Ronggoawarsito Nurodo menambahkan, setiap koleksi yang ada di museum termasuk wayang, memiliki perawatan yang periodik.

Perawatannya juga berbeda antara jenis wayang yang satu dengan lainnya, karena tergantung dari bahan dasar pembuatan wayang tersebut.

"Kalau wayang yang berbahan organik, kita masukkan ke dalam ruangan fumigasi, kita asapi dengan bahan kimia tertentu, yang sebelumnya kita masak di dalam tungku yang berubah menjadi gas," kata Nurodo.

Selain wayang, lanjut Nurodo, proses perawatan dengan cara fumigasi juga dilakukan untuk koleksi pakaian, buku-buku, dan kain batik untuk mematikan jamur yang menempel.

"Perawatan fumigasi dilakukan dalam rentan waktu dua tahun sekali. Setelah dilakukan proses fumigasi, perawatan secara mandiri seperti membersihkan dari debu juga rutin dilakukan," ujar Nurodo.

Baca juga: Wow, Ada Wayang Golek di Video Klip Terbaru Rapper Korea Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com