SEMARANG, KOMPAS.com - Di salah satu kampung di Kota Semarang, Jawa Tengah, ada sebuah kelompok wayang tradisional yang terbentuk sekitar tiga tahun silam.
Kelompok wayang ini cukup mencuri perhatian di desanya yang berada di Kampung Umbulsari, Kelurahan Mijen, Semarang.
Wayanggaga namanya.
Sejak terbentuk pada 2016, kelompok wayang yang satu ini mampu membuat gerakan yang cukup besar di kalangan anak-anak di kampungnya.
Meski usianya terbilang muda, Wayanggaga memiliki misi mulia, yakni mengajak anak-anak untuk sadar akan kelestarian budaya, alam dan lingkungan.
Dengan mengusung tema Ramban Kanggo Masa Depan, beberapa pertunjukkan ditampilkan dengan mendongengkan kisah yang menyentuh isu lingkungan.
Baca juga: Mempertahankan Cita Rasa Bolu Kijing dari Karawang
Salah satu pendiri Wayanggaga, Pambuko Septiardi menjelaskan, ramban dalam bahasa Jawa berarti mencari rumput.
Dalam proses pembuatannya, wayang yang digunakan di setiap pertunjukkan memang berasal dari rumput.
"Kami mengumpulkan ramban atau rumput untuk kemudian dibuat wayang. Kami juga mengajarkan kepada anak-anak cara pembuatannya. Dengan harapan, ada kepedulian yang terbangun sejak dini," ujar Pambuko di Semarang, Kamis (7/11/2019).
Pambuko menuturkan, dia dan kawan-kawannya terinspirasi saat melihat kondisi sosial seperti sekarang, di mana manusia kerap kali bergantung pada perangkat digital.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan