Babi tersebut menjadi sumber penyebar virus.
"Dan ASF ini, di dunia ini belum ada obatnya. Vaksinnya belum ada, jadi itu yang membedakannya dengan hog cholera yang vaksinnya sudah ada," kata dia.
Menurutnya, babi yang terserang virus ASF ini masih bisa dikonsumsi. Namun, harus dimasak dengan suhu 100 derajat celsius.
"Iya, masih bisa dikonsumsi tapi harus dimasak dulu. Kenapa masih bisa dikonsumsi karena tidak zoonosis, tidak menular kepada manusia, tapi pig to pig," ujar Agustia.
Agustia menambahkan, untuk menghindari penyebaran lebih luas, perlu ada perlakuan di lapangan yang harus mengikuti standar ASF.
Pertama, masyarakat tidak membeli ternak babi yang harganya murah. Kedua, masyarakat juga harus menerapkan bio sekuriti, yakni tidak saling menjenguk ternak yang sakit.
Ketiga, bangkai babi tidak dibuang ke sungai atau ke hutan melainkan dikubur. Keempat, perlu dilakukan pengetatan lalu lintas ternak dan menjaga sanitasi kandang.