“Kalau musim mente, saya jual mente. Kalau tidak, saya pilih kenari milik warga sekitar yang jatuh dan saya kumpul untuk jual ke kota dengan harga Rp. 25.000 per kilogram. Uang itu saya beli beras, minyak goreng, dan beli minyak tanah untuk kasih nyala lampu pelita,” cerita kakek Germanus.
Baca juga: Gara-gara TeLe ApIK Jateng Raih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik
Ia menuturkan, jika tak ada mente atau kenari, Germanus terpaksa menahan lapar dan berharap belas kasih dari tetangga.
“Saya tadi pagi sudah makan nasi dan minum kopi. Beras yang kemarin sudah habis, jadi siang ini saya belum makan. Tadi saya minta orang pergi jual mente, tetapi sampai sekarang belum pulang. Mungkin belum laku,” ungkap Germanus.
“Jualan jambu mente hanya satu- dua kilo saja dalam satu minggu. Harganya Rp 18.000 per kilogram,” sambungnya sambil memecahkan kenari yang dikumpulkan untuk dijual.
Germanus menceritakan, pada tahun 2017, ia sempat menerima bantuan uang sebesar Rp 500.000 dari pemerintah daerah.