KOMPAS.com - Siang itu, sekitar pukul 13.00 WIB, Minggu (26/5/2019) NOS (23) ditangkap di Bandara Juanda, Surabaya.
NOS adalah seorang polwan berpangkat Birpda yang bertugas di Polda Maluku Utara.
Hari itu, NOS terbang dari Maluku sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan Lion Air hingga kemudian diamankan pihak Polda Jatim.
Saat dimintai keterangan, Bripda NOS mengaku datang ke Surabaya untuk berbelanja. Ia juga berkata memiliki keluarga di daerah Porong, Sidoarjo.
Baca juga: Polri: Polwan NOS Diduga Terpapar Paham Radikalisme dari ISIS
Namun ada hal yang menarik dari kedatangan Bripda NOS ke Surabaya. Kala itu, NOS menggunakan identitas palsu dan nama samaran Arfila M Said.
Ada dugaan Bripda NOS terpapar radikalisme. Polda Maluku pun berkoordiansi dengan Polda Jatim untuk mengamankan Bripda NOS.
Hari itu, pihak Polda Maluku Utara menjemput NOS di Mapolda Jatim.
Baca juga: Polisi Lampung Diduga Terpapar Paham Radikalisme, Kini Masuk DPO
Disebutkan, NOS terdeteksi terpengaruh kelompok teroris Jamaah Ansharul Daulah (JAD) Bekasi dengan pimpinan selnya, Fazri Pahlawan yang telah ditangkap Densus 88 di Tambun Selatan, Bekasi pada 23 September 2019.
Jaringan JAD dituding menjadi dalang dari beberap akasi terorisme di Indonesia. Salah satu aksi JAD adalah teror bom di Surabaya pada 2018 lalu.
Baca juga: Kisah NOS, Polwan Berpangkat Bripda Diduga Calon Suicide Bomber Kini Telah Dipecat
Saat ini polisi tengah mendalami apakah NOS pernah membocorkan informasi dari kepolisian ke jaringan teroris tersebut.
"Masih kami dalami (apakah memberi informasi polisi atau tidak), yang jelas yang bersangkutan ini aktif membangun hubungan dengan JAD," Kombes Pol Asep Adi Saputra, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri.
Ia juga mengatakan dari hasil pemeriksaan diketahui NOS diduga terpengaruh cukup dalam terkait kelompok ini.
"Terpapar mendalam," kata Asep.
Baca juga: Polri Sebut Polwan NOS Aktif Terafiliasi Jaringan Teroris JAD
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.