Salin Artikel

Cerita di Balik Polwan NOS Dipecat karena Terpapar Radikalisme, Diduga Sebagai "Calon Pengantin" Bom Bunuh Diri

NOS adalah seorang polwan berpangkat Birpda yang bertugas di Polda Maluku Utara.

Hari itu, NOS terbang dari Maluku sekitar pukul 09.00 Wita menggunakan Lion Air hingga kemudian diamankan pihak Polda Jatim.

Saat dimintai keterangan, Bripda NOS mengaku datang ke Surabaya untuk berbelanja. Ia juga berkata memiliki keluarga di daerah Porong, Sidoarjo.

Namun ada hal yang menarik dari kedatangan Bripda NOS ke Surabaya. Kala itu, NOS menggunakan identitas palsu dan nama samaran Arfila M Said.

Ada dugaan Bripda NOS terpapar radikalisme. Polda Maluku pun berkoordiansi dengan Polda Jatim untuk mengamankan Bripda NOS.

Hari itu, pihak Polda Maluku Utara menjemput NOS di Mapolda Jatim.

Disebutkan, NOS terdeteksi terpengaruh kelompok teroris Jamaah Ansharul Daulah (JAD) Bekasi dengan pimpinan selnya, Fazri Pahlawan yang telah ditangkap Densus 88 di Tambun Selatan, Bekasi pada 23 September 2019.

Jaringan JAD dituding menjadi dalang dari beberap akasi terorisme di Indonesia. Salah satu aksi JAD adalah teror bom di Surabaya pada 2018 lalu.

Saat ini polisi tengah mendalami apakah NOS pernah membocorkan informasi dari kepolisian ke jaringan teroris tersebut.

"Masih kami dalami (apakah memberi informasi polisi atau tidak), yang jelas yang bersangkutan ini aktif membangun hubungan dengan JAD," Kombes Pol Asep Adi Saputra, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri.

Ia juga mengatakan dari hasil pemeriksaan diketahui NOS diduga terpengaruh cukup dalam terkait kelompok ini.

"Terpapar mendalam," kata Asep.

Hal tersebut terlihat dari akun media sosialnya. Disebutkan, NOS terpengaruh kuat dengan kelompok JAD yang dituding menjadi dalang beberapa aksi terorisme di Indonesia.

"Hasil pemeriksaannya, sudah terpapar (radikalisme), begitu juga dilihat dalam media sosialnya. Yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD," ujar Asep saat ditemui Kompas.com di Bareskrim Polri, Rabu (9/10/2019).

Bahkan kelompok JAD disebut-sebut tengah mempersiapkan NOS untuk menjadi 'pengantin'.

"Dia (NOS) dipersiapkan sebagai suicide bomber," katanya.

Sementara itu, dikutip dari ANTARA, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Bripda NOS telah dipecat dari institusi Polri.

"Dia sudah dipecat," kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

Dedi mengatakan Polri tidak pandang bulu dalam menangani kasus terorisme.

"Kami tegas, siapa pun, baik masyarakat atau polisi yang masuk jaringan teroris, kalau terbukti akan dihukum," katanya.

 

Ia adalah Brigadir WK yang sebelumnya bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Pekon Unggak dan Pekon Kiluan Negeri, Kecamatan Klumbayan, Kabupaten Tanggamus.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan selain diduga terpapar paham radikalisme, Brigadir WK juga terlibat dugaan penggelapan mobil sebanyak 30 unit.

Brigadir WK juga diduga masih membawa senjata api milik Polri.

"Masih penyelidikan perkara penggelapan ranmor. Brigadir WK juga tersangkut beberapa kasus kriminal lain," kata Zahwani.

 

SUMBER: KOMPAS.com (Amir Sodikin, Deti Mega Purnamasari, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/14/12120011/cerita-di-balik-polwan-nos-dipecat-karena-terpapar-radikalisme-diduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke