Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perjuangan Disabilitas Perajin Batik, Buta Warna hingga Ditolak Pembeli

Kompas.com - 03/10/2019, 12:21 WIB
Sukoco,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Salah satu pesanan dari PDAM Magetan sebanyak 60 lembar batik, bahkan harus diterima kembali, karena dianggap tidak sempurna.

Lagi-lagi Denny mengaku hanya bisa bersabar.

“Dikembalikan, kita tidak tahu alasannya apa. Mungkin ada cacat sedikit, tapi demi menjaga kepuasan pelanggan, kita akan buat ulang,” kata Denny.

Saat ini, penyandang disabilitas yang aktif mengerjakan batik di bengkel batik Ciprat Langitan Simbatan hanya 10 orang, dari 30 anggota bengkel batik.

Denny mengatakan, banyak orang tua mereka yang memilih mempekerjakan anak mereka di sektor kerja yang menerima upah harian.

Pengelola bengkel batik Ciprat Langitan rencananya akan mengajak para siswa untuk berlibur ke pantai di Pacitan dalam waktu dekat.

Liburan sebagai ganti memperingati hari batik yang harus mereka lalui dengan bekerja.

“Ini sebagai pengganti hari batik, di mana mereka harus bekerja sampai lembur,” ucap Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com