Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bakso Pak Dhi: Awalnya Berjualan Keliling hingga Jadi "Makanan Wajib" di ITS

Kompas.com - 03/10/2019, 09:56 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Kenangan tadi diceritakan Pardi saat ditemui Kompas.com belum lama ini. Kini, ia memiliki tempat jualan di ITS bernama Bakso Pak Dhi.

Keuntungan bersih yang didapatnya dari berjualan bakso di ITS berkisar antara Rp 150.000-Rp 200.000.

Pardi berjualan mulai hari Senin sampai Jumat. Mahasiswa, alumni, dan pegawai ITS bisa menikmati bakso buatannya itu dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

"Per bulan saya dapat keuntungan bersih, standarnya Rp 6.000.000 sampai Rp 8.000.000," ujar dia.

Harga bakso Pak Dhi ini relatif murah. Pentol dengan ukuran kecil, tahu bakso, siomay, dan gorengan dijual Rp 500.

Sementara itu, pentol berukuran besar rasa original, keju, dan telor dijual Rp 2.000.

Untuk mengganjal perut yang sedang lapar, Bakso Pak Dhi juga menyediakan lontong atau ketupat yang dijual Rp 2.000 per bijinya.

"Saya campuran dagingnya 1 kilogram, tepungnya 1/4. Jadi rasa (dagingnya) terasa. Daging yang saya pakai sapi, bukan ayam," ujar dia.

Baca juga: Di Tangan Mahasiswa ITS, Polusi Udara Bisa Jadi Gas Ramah Lingkungan

Saat Kompas.com menemui, Bakso Pak Dhi sudah ludes sejak pukul 12.00 WIB. Padahal, mahasiswa masih libur dan perkuliahan baru aktif pada Senin (26/8/2019).

Pardi mengaku, baksonya memang sering habis sebelum pukul 17.00 WIB. Meski terkadang, ia juga pernah mengalami baksonya masih tersisa banyak.

"Ya, namanya jualan kadang siang sering habis, kadang sampai sore ditunggu. Enggak tentu," kata dia.

Ketika perkuliahan belum aktif, Pardi hanya membayar iuran Rp 100.000 ke Jurusan Arsitektur.

Bila perkuliahan sudah aktif, pedagang yang berjualan di Kantin Arsitektur membayar uang iuran Rp 300.000 per bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com