Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

Kompas.com - 26/09/2019, 09:50 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Kasus kematian NP, bocah perempuan berusia 5 tahun yang meninggal usai dibunuh oleh ibu dan dua kakak angkatnya sendiri meninggalkan banyak cerita di balik kejadian tersebut.

Betapa tidak, sebelum ditemukan meninggal di aliran Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019) siang, NP terlebih dahulu diperkosa oleh dua kakak angkatnya.

Setelah mengetahui korban sudah tewas, ketiga tersangka yaitu SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya, RG (16) dan R (14) membawa korban ke Sungai Cimandiri dan meletakan jenazah korban di aliran sungai hingga akhirnya ditemukan warga.

Berikut ini cerita di balik NP bocah perempuan 5 tahun yang tewas usai diperkosa dan dibunuh ibu dan kakak angkatnya:

1. Diperkosa setelah mandi

IlustrasiISTOCK Ilustrasi

Dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, pada Minggu (22/9/2019) pagi, setelah mandi dan belum mengenakan baju, NP dibawa tersangka R ke dalam kamar dan diperkosa.

Saat sedang melakukan aksi bejatnya, R yang merupakan pelajar kelas 7 SMP ini dipergoki oleh kakaknya RG. Setelah selesai, R langsung keluar rumah.

Selanjutnya, korban kembali diperkosa RG. Namun, saat RG memerkosa korban, dipergoki ibunya, SR alias Yuyu.

Baca juga: Kronologi Bocah 5 Tahun Diperkosa dan Dibunuh Kakak dan Ibu Angkat

2. Tewas setelah SR memergoki RG memperkosa NP

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, NP tewas setelah dicekik oleh ibu angkatnya SR.

Aksi yang dilakukan SR, karena memergoki anaknya RG, sedang memperkosa NP. Melihat itu sontak tersangka SR pun kaget dan marah.

Dipergoki SR, RG langsung mencekik korban. Melihat anaknya melakukan aksi keji, bukannya mencegah, SR malah ikut mencekik korban hingga tewas.

Baca juga: Fakta Kasus Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

3. Jasad NP dibuang di sungai

Garis polisi membentang di tempat kejadian perkara penemuan jasad bocah 5 tahun di Sungai Cimandiri, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (23/9/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Garis polisi membentang di tempat kejadian perkara penemuan jasad bocah 5 tahun di Sungai Cimandiri, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat, Senin (23/9/2019).

Mengetahui korban meninggal, ketiga tersangka membawa korban ke Sungai Cimandiri dan meletakan jenazah korban di aliran sungai.

Pantauan Kompas.com, saat melihat TKP penemuan mayat, Senin (23/9/2019) petang, lokasi Sungai Cimandiri itu berada di belakang rumah pelaku.

Jarak dari rumah menuju Sungai Cimandiri sekitar 1 kilometer dengan jalan setapak.

Sepanjang jalan setapak menuju Sungai Cimandiri, di kiri dan kanan hanya dipenuhi tumbuhan atau tanaman seperti bambu.

Sepanjang jalan setapak itu pun tidak ada lagi rumah atau permukiman.

Baca juga: Jenazah Bocah 5 Tahun Korban Pembunuhan dan Pemerkosaan Kakak dan Ibu Angkat Dibuang di Sungai

4. Ditemukan bekas luka

Ilustrasi lukaThinkstock Ilustrasi luka

Nasriadi menjelaskan, setelah menerima laporan penemuan jasad, polisi terus menyelidiki dan melakukan pengumpulan bahan keterangan.

Tim penyidik Polres Sukabumi menemukan kejanggalan pada jasad NP, saat ditemukan di Sungai Cimandiri, Minggu siang.

"Hasil olah tempat kejadian perkara, pada tubuh ditemukan tanda-tanda kekerasan sehingga langsung dilakukan otopsi," ujarnya. Selasa.

Dari hasil otopsi dokter forensik di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Senin kemarin, polisi akhirnya berhasil meringkus tiga pelaku.

"Hasilnya sementara ditemukan bekas luka di leher, luka di lidah, luka di kemaluan dan anus," katanya.

Baca juga: Bocah 5 Tahun Diperkosa Lalu Dibunuh Kakak dan Ibu Angkat di Sukabumi

5. Tersangka SR sempat antar NP ke rumah sakit

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit

Setelah membunuh anak angkatnya, tersangka SR sempat berpura-pura tidak tahu tentang kematian bocah malang itu.

Bahkan pada Minggu (25/9/2019) malam, SR ikut mengantarkan jenazah NP ke RSUD R Syamsudin.

Kepada Kompas.com, SR mengaku saat itu tengah berjualan. Sebelumnya, NP minta ikut, tapi tidak diperbolehkan.

"Iya, ini jenazah anak saya. Tadi pagi itu saya mau jualan, anak saya ingin ikut, tapi saya suruh diam di rumah sama kakaknya. Tapi saat saya pulang, anak saya enggak ada," kata SR saat ditanya Kompas.com di RSUD R Syamsudin, Minggu (22/9/2019) malam.

Baca juga: Ibu Angkat yang Bunuh Bocah 5 Tahun Sempat Antar Jenazah Anak ke RS

6. Berpura-pura tidak tahu kematian anak angkatnya

Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/BUDIYANTO Polres Sukabumi hadirkan tiga tersangka kasus tewasnya bocah lima tahun saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/9/2019).

SR mengaku sempat mencari dan akan melaporkan ke polisi karena hingga Minggu siang anaknya tidak ada di rumah dan ditunggu-tunggu tidak pulang.

Hingga akhirnya diketahui anak angkatnya ditemukan meninggal di Sungai Cimandiri.

NP diketahui sudah diangkat sebagai anak sejak usia dua tahun. Di rumah, SR tinggal bersama suami dan dua anak laki-lakinya.

"Saya ingin sekali punya anak perempuan. Maka saya dan suami mengangkatnya sejak usia dua tahun," ujar SR yang berlinang air mata.

Baca juga: Ibu yang Bunuh Bocah 5 Tahun Berpura-pura Tak Tahu Kematian Korban, bahkan sampai Berlinang Air Mata

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com