Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala SMP Maafkan Siswa yang Bawa Sabit ke Sekolah karena Ponselnya Disita

Kompas.com - 11/09/2019, 19:56 WIB
Markus Yuwono,
Farid Assifa

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - SMP Negeri Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, memaafkan perilaku GR, siswa yang membawa sabit ke sekolah.

GR dan adiknya tinggal bersama kakek buyutnya, TS (65). Adik GR sendiri masih duduk di SD di Desa Rejosari, Kecamatan Ngawen. 

Ibunya bekerja di Jakarta sejak GR masih bayi. Sementara kakeknya tinggal di Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Hidup jauh dari orangtua dan tinggal bersama lansia membuat GR harus mandiri.

Kepala SMP 5 Ngawen, Sriyana menjelaskan, sampai saat ini GR masih berstatus sebagai siswanya.

Baca juga: Ini Cerita Guru yang Ketakutan Lihat Muridnya Datang Sambil Bawa Sabit

 

Pihak sekolah juga tidak akan mengeluarkan GR dan selalu memberi kesempatan untuk melanjutkan sekolah.

"Kami tidak menyalahkan anak, karena usia remaja biasa seperti itu. Apabila anak pengen sekolah lagi ndak apa-apa, kalau ingin pindah kami memfasilitasi, akan menghubungi ke sekolah lain," ucap Sriyana di Mapolsek Ngawen, Rabu (11/9/2019)

"Tetap anak didik kami dan tidak mengundurkan diri ataupun kami keluarkan," ucapnya.

GR saat dimintai tanggapan apakah masih ingin bersekolah lagi, dirinya mengaku Kamis (12/9/2019) akan kembali bersekolah. "Iya besuk," katanya singkat. 

Saat ditanya mengenai cita-citanya saat dewasa, GR pun tidak menjawab, mengaku bingung. Yang pasti dirinya akan tetap bersekolah sampai SMK. "Ingin melanjutkan SMA, tapi SMK ding," ucapnya. 

TS, kakek buyut GR, mengaku keseharian buyutnya tidak berbeda dengan remaja lainnya. GR ditinggal ibunya merantau ke Jakarta sejak masih bayi dan diasuh oleh TS dan istrinya.

Sebab, kakeknya tinggal di Bayat, Klaten. Ibunya hanya sesekali pulang dan bertemu kedua anaknya.

"Sejak masih bayi bersama saya. Orangnya itu kesehariannya biasa saja," katanya.

TS yang berprofesi sebagai petani sering dibantu GR ke ladang.

"Sering menemani saya ke ladang. Saya suruh membawa pupuk ke ladang," ucapnya.

Ia berharap, kasus yang menimpa buyutnya merupakan pertama dan terakhir. "Semoga kapok dan tidak nakal lagi," ucapnya. 

Kapolsek Ngawen, AKP Kasiwon mengatakan, melihat perilaku GR yang terbilang nekat membawa sabit ke sekolah merupakan bentuk pemberontakan dirinya yang masih remaja dan berbeda dengan remaja lainnya.

"Saya kebetulan belajar psikologi pendidikan, jadi tahu sedikit tentang psikologi. Kenakalan seperti itu karena bentuk pembrontakan pada situasi dirinya yang berbeda dengan teman sebayanya," ucapnya.

Dia mengatakan, setelah peristiwa itu, ia langsung memeintahkan Bhabinkamtibmas untuk menyelesaikan persoalan tersebut.

Polisi pada hari itu juga melakukan mediasi antara sekolah dan keluarga pelaku, di Mapolsek Ngawen. Keduanya pun membuat surat pernyataan terkait masalah ini.

"Sudah selesai, saya tadi juga berpesan kepada anak tersebut untuk tidak mengulangi dan kembali ke sekolah," ucapnya.

Baca juga: Emosi Ponsel Disita Guru, Remaja Ini Bawa Sabit ke Sekolah

Sebelumnya, sebuah video seorang remaja mendatangi sekolah sambil membawa sabit viral di media sosial.

Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi di salah satu SMP negeri di Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Rabu (11/9/2019).

Pelaku berinisial GR marah karena ponselnya disita pihak sekolah. Ia pun mendatangi sekolah sambil membawa sabit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com