Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Duduk Perkara Pria Tewas Diduga Menyerang Polisi karena Tilang, Ada Memar di Belakang Kepala

Kompas.com - 09/09/2019, 16:12 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Seorang pemuda Lombok Timur tewas setelah diduga menyerang polisi karena masalah tilang.

Pemuda tersebut bernama Zaenal Abidin (29) asal Dusun Tunjang Selatang, Desa Paok Motong, Lombok Timur.

Berdasarkan rilis polisi, kejadian itu berawal pada Kamis (5/9/2019) pukul 20.10 Wita di lapangan apel Satlantas Polres Lombok Timur.

Saat itu ada seorang pengendara motor melawan arus masuk ke pintu gerbang Kantor Satlantas. Pengendara yang diketahui bernama Zaenal Abidin tersebut tidak menggunakan helm.

Baca juga: Fakta Pria Tewas Diduga Menyerang Polisi karena Masalah Tilang, Kena Razia hingga Terdapat Luka Memar

Zaenal yang terjaring razia Operasi Patuh pada Kamis sore, dengan nada keras dan cara tidak bersahabat bertanya keberadaan motornya kepada anggota Satlantas yang berjaga.

"Di mana motor saya," kata Zaenal saat itu.

Ada dua anggota Satlantas yang piket menjaga barang bukti hasil razia Operasi Patuh di lapangan apel Satlantas, yakni Aipda I wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husaen.

Di saat yang bersamaan, Aiptu I Wayan Merta meminta Zaenal untuk turun dari kendaraan, namun dijawab dengan nada keras oleh Zaenal. "Maumu apa?" kata Zainal.

Bripka Nuzul sempat menenangkan Zainal dengan berkata, "Ada apa pak, tolong tenang."

Baca juga: Detik-detik Pengendara Berkelahi dengan Polisi hingga Tewas karena Masalah Tilang

Tiba-tiva Zaenal disebut memukul Bripka Nuzul dengan tangan terkepal di bagian pipi sebelah kiri dan hidung secara bertubi-tubi.

Perkelahian pun tidak terelakkan. Zenal melakukan perlawanan dan anggota melakukan pembelaan.

Saat berkelahi Zaenal terjatuh dan menabrak pot bunga. Ia kemudian diserahkan ke SPKT Polres Lombok Timur.

Sementara Bripka Nusul yang mengalami luka cukup serius dilarikan ke rumah sakit.

Saat diperiksa polisi Zaenal tiba-tiba tak sadarkan diri, lalu ia dilarikan ke RSUD Selong.

"Karena akibat pergumulan itu, Zaenal sempat dibawa ke SPKT untuk diperika, tetapi tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri," kata Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana.

Namun nyawanya tidak tertolong. Sabtu (7/9/2019), Zaenal meninggal saat menjalani perawatan.

Baca juga: Terdapat Luka Memar di Tubuh Pria yang Tewas Diduga Menyerang Polisi karena Masalah Tilang

 

Luka memar di muka dan belakang kepala

Zahabudin (60), orangtua Zaenal Abidin (29) saat ditemui di rumahnya di Dusun Tunjang Selatan, Minggu (8/9/2019)KOMPAS.COM/IDHAM KHALID Zahabudin (60), orangtua Zaenal Abidin (29) saat ditemui di rumahnya di Dusun Tunjang Selatan, Minggu (8/9/2019)
Sahabudin (60), ayah Zaenal mengaku mendapatkan informasi bahwa anaknya dirawat di rumah sakit pada Sabtu (7/9/2019) dini hari sekitar pukul 04.00 Wita.

“Awalnya, ibunya yang pergi dulu, saya akan pergi selesai salat Jumat, karena saya mengira anak saya sakit biasa,” ungkap Sahabudin, saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/9/2019).

Ia pun menyusul ke rumah sakit dan melihat tubuh anaknya babak belur dengan luka di bagian wajah, belakang leher, dan bagian kaki.

Sahabudin mengatakan dia tidak tahu siapa yang memukuli anaknya.

“Dalam hati saya menyebutkan, lebih baik saya lihat Zaenal masuk penjara 10 tahun, daripada dipukul dan mati,” tutur Sahab.

Baca juga: Diduga Menyerang Polisi karena Masalah Tilang, Pria Ini Tewas

Dirinya tidak sanggup membayangkan saat anaknya dipukuli.

"Tidak bisa saya bayangkan bagaimana rupa anak saya itu jika saat dipukul. Dipenjara saja 10 tahun tidak apa-apa," ungkap Sahab, sambil menghela napas panjang.

Polres Lombok Timur disebut sudah membiayai pengobatan dan pemakaman Zaenal. Selain itu Polisi juga disebut telah melakukan musyawarah dengan keluarga Zaenal.

SUMBER: KOMPAS.com (Idham Khalid)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com