Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Zaenal: Lebih Baik Anak Saya Dipenjara 10 Tahun, daripada Dipukul Mati

Kompas.com - 09/09/2019, 14:46 WIB
Idham Khalid,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

LOMBOK TIMUR, KOMPAS.com - Warga asal Tunjang Selatan, Desa Paok Motong, Lombok Timur, Zaenal Abidin (29), tewas usai berkelahi dengan anggota Satlantas di lapangan apel Satlantas Polres Lombok Timur.

Polisi menyebut, Zaenal lebih dulu menyerang petugas karena persoalan tilang.

Ayah Zaenal, Sahabudin mengatakan, lebih baik anaknya dipenjara daripada dipukul hingga akhirnya tewas.

Baca juga: Detik-detik Pengendara Berkelahi dengan Polisi hingga Tewas karena Masalah Tilang

Zaenal menyebutkan, ia mengetahui anaknya masuk rumah sakit melalui informasi yang disampaikan pihak polisi.

“Awalnya, ibunya yang pergi dulu, saya akan pergi selesai shalat Jumat, karena saya mengira anak saya sakit biasa,” ungkap Sahabudin, saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/9/2019).

Alangkah terkejutnya Sahabudin saat melihat anaknya di rumah sakit dengan kondisi babak belur, dengan luka di bagian wajah, belakang leher dan bagian kaki.

“Dalam hati saya menyebutkan, lebih baik saya lihat Zaenal masuk penjara 10 tahun, daripada dipukul dan mati,” tutur Sahab.

Dirinya tidak sanggup membayangkan bagaimana rupa anaknya itu saat dipukuli.

"Tidak bisa saya bayangkan bagaimana rupa anak saya itu jika saat dipukul. Dipenjara saja 10 tahun tidak apa-apa," ungkap Sahab, sambil menghela napas panjang.

Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana sebelumnya mengungkap kronologi perkelahian antara oknum polisi di lapangan Satlantas Polres Lombok Timur dan Zaenal.

"Saya mulai dari kronologi saja, pada hari Kamis tanggal 5 September 2019 pukul 20.20 Wita, bertempat di lapangan apel Satlantas Polres Lotim, si Zaenal dengan menggunakan sepeda motor dari arah melawan arus dan tanpa helm memasuki pintu gerbang kantor Satlantas," ungkap Nana, dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019).

Baca juga: Diduga Menyerang Polisi karena Masalah Tilang, Pria Ini Tewas

 

Nana melanjutkan, Zaenal kemudian menanyakan motornya. Tiba-tiba, kata Nana, Zaenal memukul anggota Satuan Lalu Lintas yang memicu terjadinya perkelahian.

Seusai terjadi perkelahian, lanjut Nana, Zaenal dibawa ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) untuk diperiksa. Namun, saat hendak dibawa, Zaenal terjatuh tak sadarkan diri.

Melihat kondisi itu, polisi kemudian membawa Zaenal ke Rumah Sakit Umum Selong, Lombok Timur. Namun, setelah melalui perawatan, Zaenal meninggal dunia pada Sabtu (9/9/2019).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com