Salin Artikel

Duduk Perkara Pria Tewas Diduga Menyerang Polisi karena Tilang, Ada Memar di Belakang Kepala

Pemuda tersebut bernama Zaenal Abidin (29) asal Dusun Tunjang Selatang, Desa Paok Motong, Lombok Timur.

Berdasarkan rilis polisi, kejadian itu berawal pada Kamis (5/9/2019) pukul 20.10 Wita di lapangan apel Satlantas Polres Lombok Timur.

Saat itu ada seorang pengendara motor melawan arus masuk ke pintu gerbang Kantor Satlantas. Pengendara yang diketahui bernama Zaenal Abidin tersebut tidak menggunakan helm.

Zaenal yang terjaring razia Operasi Patuh pada Kamis sore, dengan nada keras dan cara tidak bersahabat bertanya keberadaan motornya kepada anggota Satlantas yang berjaga.

"Di mana motor saya," kata Zaenal saat itu.

Ada dua anggota Satlantas yang piket menjaga barang bukti hasil razia Operasi Patuh di lapangan apel Satlantas, yakni Aipda I wayan Merta Subagia dan Bripka Nuzul Husaen.

Di saat yang bersamaan, Aiptu I Wayan Merta meminta Zaenal untuk turun dari kendaraan, namun dijawab dengan nada keras oleh Zaenal. "Maumu apa?" kata Zainal.

Bripka Nuzul sempat menenangkan Zainal dengan berkata, "Ada apa pak, tolong tenang."

Tiba-tiva Zaenal disebut memukul Bripka Nuzul dengan tangan terkepal di bagian pipi sebelah kiri dan hidung secara bertubi-tubi.

Perkelahian pun tidak terelakkan. Zenal melakukan perlawanan dan anggota melakukan pembelaan.

Saat berkelahi Zaenal terjatuh dan menabrak pot bunga. Ia kemudian diserahkan ke SPKT Polres Lombok Timur.

Sementara Bripka Nusul yang mengalami luka cukup serius dilarikan ke rumah sakit.

Saat diperiksa polisi Zaenal tiba-tiba tak sadarkan diri, lalu ia dilarikan ke RSUD Selong.

"Karena akibat pergumulan itu, Zaenal sempat dibawa ke SPKT untuk diperika, tetapi tiba-tiba terjatuh dan tak sadarkan diri," kata Kapolda NTB Irjen Nana Sudjana.

Namun nyawanya tidak tertolong. Sabtu (7/9/2019), Zaenal meninggal saat menjalani perawatan.

“Awalnya, ibunya yang pergi dulu, saya akan pergi selesai salat Jumat, karena saya mengira anak saya sakit biasa,” ungkap Sahabudin, saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/9/2019).

Ia pun menyusul ke rumah sakit dan melihat tubuh anaknya babak belur dengan luka di bagian wajah, belakang leher, dan bagian kaki.

Sahabudin mengatakan dia tidak tahu siapa yang memukuli anaknya.

“Dalam hati saya menyebutkan, lebih baik saya lihat Zaenal masuk penjara 10 tahun, daripada dipukul dan mati,” tutur Sahab.

Dirinya tidak sanggup membayangkan saat anaknya dipukuli.

"Tidak bisa saya bayangkan bagaimana rupa anak saya itu jika saat dipukul. Dipenjara saja 10 tahun tidak apa-apa," ungkap Sahab, sambil menghela napas panjang.

Polres Lombok Timur disebut sudah membiayai pengobatan dan pemakaman Zaenal. Selain itu Polisi juga disebut telah melakukan musyawarah dengan keluarga Zaenal.

SUMBER: KOMPAS.com (Idham Khalid)

https://regional.kompas.com/read/2019/09/09/16120001/duduk-perkara-pria-tewas-diduga-menyerang-polisi-karena-tilang-ada-memar-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke