Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini Istri Bunuh Suami dan Anak Tiri, Tak Mampu Eksekusi Sendiri hingga KV Sakit Hati

Kompas.com - 31/08/2019, 08:05 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Keseharian eksekutor ini petani di daerah Lampung Timur," ungkap Nasriadi.

Seperti diketahui, AK, otak pembunuhan ini menyewa empat eksekutor berinisial AG, ada SG, RD dan AL.

Namun pada pelaksanaanya hanya dua eksekutor yang ikut membunuh korban yakni AG dan SG.

Baca juga: 4 Pembunuh Bayaran yang Disewa AK untuk Bunuh Suami dan Anak Tiri Berprofesi Petani

4. Mantan asisten rumah tangga AK

Dijelaskan Nasriadi, dari keempat eksekutor yang disewa AK untuk mengahabisi suami dan anakk tirinya berinisial RD merupakan mantan asisten rumah tangganya.

"RD bekas asisten rumah tangga yang pernah bekerja d tempat dia," katanya.

motif pembunuhan ini dilatar belakangi persoalan keluarga dan utang-piutang.

Baca juga: 2 Pembunuh Bayaran yang Disewa AK untuk Bunuh Suaminya adalah Buruh

5. Tak mampu habisi suami dan anak tirinya sendirian

IlustrasiKompas Ilustrasi

Adapun alasan AK menyewa keempat eksekutor ini karena merasa tidak mampu untuk menghabisi suami dan anak tirinya sendirian.

"Yang jelas istri tak mungkin melawan suami secara fisik makanya dia menyewa orang untuk membantu melakukan pembunuhan ini," katanya.

Meski begitu, AK mengenal kebiasaan para korban mulai dari minum jus, yoga, hingga suaminya memiliki kemampuan beladiri silat.

Baca juga: Terungkap, Ini Alasan Istri Sewa Pembunuh Bayaran Habisi Suami dan Anak Tirinya

6. KV sakit hati kepada Dana

IlustrasiThinkstock Ilustrasi

Pada saat perencanaan pembunuhan korban Edi Candra Purnama dan Mohamad Adi Pradana alias Dana pun, kata Nasriadi, KV tidak dipaksa ibunya AK.

"Kevin (KV) enggak ada (pemaksaaan) dia juga merasa sakit hati karena merasa terusir dari rumah tersebut. karena Kevin kan ingin tinggal bersama mereka di situ tapi akhirnya karena ketidakcocokan akhirnya Kevin dan adiknya pindah ke apartemen," kata Nasriadi.

Kebencian KV kepada korban Dana pun memang sudah cukup lama terjadi, bahkan kata-kata yang tak pantas sempat tersiar di media sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com