Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelisik Jejak Sejarah Samboja dan Sepaku, 2 Kecamatan yang Ditunjuk Jadi Ibu Kota Baru

Kompas.com - 28/08/2019, 19:56 WIB
Zakarias Demon Daton,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Para tentara sekutu mendapat karpet merah. Mereka difasilitasi pejawat Samboja. Kini jabatan itu setingkat camat.

Namanya, Aji Raden Ariomdjojo dari bangsawan kesultanan Kutai.

Namun, misi mereka tak berjalan lancar karena disusupi mata-mata warga sipil yang direkrut Jepang. Warga Samboja itu bernama Durahman. Ia tak dikenal sesama pribumi lain sebagai Intel Jepang.

Lewat laporan Durahman. Tentara Jepang dari Balikpapan diturun menyusuri Samboja, Handil dan Muara Jawa mencari tentara Intel Australia.

Jepang berhasil menangkap dua tentara Intel dari pasukan Force saat merusak sarana komunikasi di Sungai Tiram. Penangkapan itu menyisahkan 11 tentara lain. Mereka tak diketahui Jepang dari persembunyiannya.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Ridwan Kamil Kritik Luas Lahan Ibu Kota Baru

Jepang sempat menemukan bekas pembekalan tentara Intel Australia yang kececer. Dalam pencarian sempat terjadi kontak senjata. Namun, tentara Australia berhasil meloloskan diri kembali ke pangkalan di luat pada 20 April 1945.

11 tentara sekutu ini berhasil lolos sampai ke markas di Pulau Morotai kini masuk wilayah Provinsi Maluku atas bantuan warga Samboja.

Jepang kesal. Mereka menangkap Kepala Pejawat Samboja beserta Mentri Polisi H Amir dan Kepala Kampung H Arif serta beberapa staf kantor. Mereka dieksekusi mati hingga jenazahnya tak ditemukan sampai saat ini.

"Sebelum terjadi perang dengan sekutu, Jepang sudah menguasai daerah itu sekitar 3 tahunan. Dengan markas utama mereka di Balikpapan," ungkap Muhammad Sarip penulis buku "Jaitan Layar sampai Tepian Pandan, Sejarah Tujuh Abad Kerajaan Kutai Kertanegara" ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com