Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pedalaman Flores Cari Sinyal dengan Jalan Kaki 8 Km hingga Panjat Pohon

Kompas.com - 28/08/2019, 06:30 WIB
Nansianus Taris,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Philipus Pili, warga Dusun Kloang Aur, Desa Watu Diran, Flores, mesti berjalan kaki sejauh 8 kilometer ke Dusun Ewa, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores NTT hanya untuk mencari sinyal telepon.

Selain jalan kaki sejauh 8 kilometer, Philipus juga harus memanjat pohon untuk bisa mendapatkan sinyal di sekitar rumah warga Dusun Ewa.

"Saya dari kampung Kloang Aur ke sini dua hari yang lalu. Saya datang mencari sinyal telepon untuk menghubungi anak saya yang kerja di Kalimantan. Mau telepon dia, di kampung tidak ada jaringan. Makanya saya datang dan bertahan di sini selama dua hari ini," ungkap Philipus kepada Kompas.com di Dusun Ewa, Selasa (27/8/2019).

Baca juga: Alat Deteksi di Kapal Kargo yang Hilang di Laut Maluku Tak Lagi Memancarkan Sinyal

Philipus mengaku senang karena sudah bisa menghubungi anak dan keluargnya yang berada di luar daerah, meskipun harus rela berjalan kaki dan panjat pohon untuk mencari sinyal telepon.

"Anak yang kerja di Kalimantan, Malaysia, Manggarai, dan Larantuka, saya sudah telepon semua. Senang sekali bisa dapat kabar mereka baik-baik saja di tanah rantauan," ungkap Philipus.

Philipus Pili, warga Dusun Kloang Aur, Desa Watu Diran saat mencari sinyal telepon di atas pohon di Dusun Ewa, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Selasa (27/8/2019).KOMPAS.COM/NANSIANUS TARIS Philipus Pili, warga Dusun Kloang Aur, Desa Watu Diran saat mencari sinyal telepon di atas pohon di Dusun Ewa, Desa Runut, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Selasa (27/8/2019).
Ia menuturkan, semua warga Desa Watu Diran selalu datang ke Desa Runut apabila ingin  menghubungi keluarga dan kenalan yang ada di luar daerah.

Hampi semua warga Desa Watu Diran pernah jalan kaki untuk cari sinyal ke Desa Watu Diran.

Yang paling sering adalah orangtua yang anaknya sekolah di luar daerah. Mereka mencoba menghubungi untuk mendapat kabar.

Selain kendala sinyal, Philipus juga mengeluhkan kondisi jalan dari Kota Maumere menuju Desa Watu Diran yang sangat memprihatinkan.

Baca juga: Merdeka Sinyal, Video Call Pertama dari Mentawai Pintu Samudra Hindia

Ia menyebut, jalan menuju Desa Watu Diran hampir berlubang di setiap titik. Hal itu memengaruhi jarak tempuh dari desa menuju Kota Maumere.

"Kalau jalan bagus satu jam saja ke kota. Tapi karena kondisi jalan rusak, jadinya kita dengan motor bisa sampai dua jam. Kalau dengan mobil ya, lebih lama lagi," ujar Philipus.

Philipus sangat berharap pemerintah Kabupaten Sikka dan pusat  bisa memperhatikan kondisi desa itu.

"Kami butuh sinyal dan jalan. Itu yang selama ini kami rindukan. Kami sangat berharap ini direspons pemerintah," ungkap Philipus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com