Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswa yang Jadi Anggota DPRD Termuda, Ingin Restorasi Sistem hingga Larang Razia Buku

Kompas.com - 25/08/2019, 09:04 WIB
Andi Hartik,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Gagah Soeryo Pamoekti resmi menjadi anggota DPRD Kota Malang setelah dilantik di gedung DPRD Kota Malang, Sabtu (24/8/2019).

Gagah menjadi anggota legislatif di usianya yang ke-22 tahun dan menjadi yang termuda di lingkungan DPRD Kota Malang.

Saat ini Gagah merupakan mahasiswa semester lima Jurusan Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Brawijaya (UB).

Gagah merupakan politisi dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Dia meraih 3.750 suara dari daerah pemilihan Klojen.

"Saya lahir dari parlemen jalanan. Gaya-gaya khas aktivis, demo. Saya sakit hati karena keadaan sosial yang tidak merata, tidak bisa mengubah sistem. Jadi jalan satu-satunya supaya bisa merestorasi harus masuk ke dalam sistem," kata Gagah yang juga merupakan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang, Sabtu.

Baca juga: Jatuh Saat Geladi Bersih, Anggota DPRD Terpilih di Sikka Dilarikan ke RS

Sebagai anggota termuda yang lahir dari dunia aktivis, Gagah berupaya mewujudkan budaya literasi. Gagah akan berusaha mewujudkan aturan yang memungkinkan tidak akan ada razia buku di Kota Malang.

Sebagai kota pendidikan, kejadian razia buku tidak boleh terjadi di Kota Malang. Meskipun buku-buku itu memuat ajaran "kiri".

"Keresahan muncul ketika ada kasus razia buku. Karena basis kita adalah dunia pendidikan, jangan sampai kasus razia buku terjadi di Kota Malang," katanya.

Menurutnya, membaca buku itu tidak boleh dilarang. Meskipun buku itu bermuatan ideologi komunis. Meski begitu, ideologi itu tidak boleh diamalkan karena aturan di Indonesia yang melarang komunisme.

"Kalau pengamalannya, saya setuju disalahkan. Tapi kalau pembelajarannya, saya tentang untuk disalahkan," ujarnya.

Baca juga: Anggota DPRD Lamongan Terpilih Hanya Dapat Pin dari Kuningan Seharga Rp 75.000

Karena statusnya yang masih mahasiswa, Gagah akan lebih banyak berinteraksi dengan mahasiswa untuk menyerap aspirasi.

Gagah yang lahir pada 20 Desember 1996 juga akan berusaha untuk memadukan antara dunia akademis dan politik praktis. Dia berkeinginan membawa pembahasan di DPRD ke ruang kuliahnya untuk dibahas bersama.

"Insya Allah saya akan maksimal menghadiri kedua-duanya (DPRD dan kuliah). Kegiatan kedewanan juga ingin saya bawa ke kampus. Saya ingin di Komisi A bidang pemerintahan. Jadi pembahasan di komisi akan saya bawa ke kelas kuliah untuk jadi pembahasan, jadi bisa linier," jelasnya.

Gagah juga akan memanfaatkan fungsi legislasi yang dimilikinya. Salah satu yang diinginkannya adalah merubah paradigma baru tentang kerja legislatif.

Selain itu, dia juga ingin mengurangi kesenjangan di sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sosial.

Gagah mulai tertarik dengan dunia politik sejak masih duduk di bangku SMAN 8 Kota Malang. Saat itu, dia tertarik dengan film dan lagu yang bertema perjuangan dan perlawanan.

"Saat SMA itu, saya suka lagu-lagu yang menceritakan penindasan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com