CIANJUR, KOMPAS.com – Bagi warga Kampung Cipicung, Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat datangnya hari raya Idul Adha menjadi berkah tersendiri.
Betapa tidak, warga setempat bisa mendulang keuntungan berlipat ganda dari kerajinan tusuk sate yang telah dijalani mereka sejak puluhan tahun lalu.
Kampung Cipicung yang terletak di kaki bukit ini memang telah lama dikenal dengan sebutan kampung tusuk sate karena mayoritas warganya menjadi perajin alat untuk memanggang daging tersebut.
Seorang perajin sekaligus pengepul tusuk sate, Soleh (59) menuturkan momen Idul Adha mendongrak jumlah pesanan dari yang biasanya 1 bal dalam sehari menjadi 2 bal. 1 bal berisi 30.000 tusuk sate.
Baca juga: Kesibukan Kampung Tusuk Sate Jelang Idul Adha...
“Seminggu bisa dapat 15 bal, per bal harganya Rp 350.000 isinya ada 30.000 tusuk,” sebut Soleh, Senin (05/09/2019).
Soleh mengaku telah menekuni usahanya itu sejak 20 tahun silam. Ia mengumpulkan dan membeli tusuk sate yang dihasilkan oleh warga yang kebanyakan dari kalangan ibu-ibu itu.
“Saya tidak menarget ke mereka harus dapat berapa, tapi memang kalau mau lebaran haji (Idul Adha) seperti ini pesanan meningkat dua hingga tiga kali lipat,” katanya.
Tusuk sate hasil kerajinan warga Kampung Cipicung sendiri selain untuk memasok rumah makan dan restoran diseputaran Cipanas, Cianjur juga untuk memenuhi permintaan dari luar daerah, seperti Bogor dan Sukabumi.
“Bahan bakunya cari ke pasir (bukit) dan hutan di sekitaran kampung. Bisa jenis apa saja, tapi bambu anom yang paling bagus karena kuat dan tidak mudah berjamur,” ucapnya.
Baca juga: Idul Adha, Kakek Nenek Ini Kebanjiran Order Tusuk Sate
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.