Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ketabahan Penjual Mainan Keliling Sekolahkan Anaknya yang Lumpuh

Kompas.com - 05/08/2019, 07:48 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Saat diperiksa di rumah sakit, Fatta sudah divonis tidak bisa dioperasi agar kakinya sembuh dari lumpuh.

Untuk itu dokter hanya menyarankan sering dilakukan terapi di rumah sakit. Rupanya terapi tak membuat kaki Fatta sembuh dari kelumpuhan.

Baca juga: Kisah Endro, Selamat Setelah Mengapung 5 Hari dan Minum Air Kencing hingga Tangkap Ikan

Cari pengobatan alternatif

Tak putus asa, Tutik mencoba mencari pengobatan alternatif berdasarkan saran dari tetangga dan kerabatnya.

Setali tiga uang, pengobatan alternatif juga tidak berdampak pada kesembuhan kaki Fatta.

Tutik tak membawa anaknya lagi ke rumah sakit lantaran vonis dokter yang menyatakan Fatta sulit sembuh dari kelumpuhan kedua kakinya.

Ia pun tak berani menceritakan kepada kedua orang tuanya karena khawatir akan kecewa.

Baca juga: Kisah Wawan, Kayuh Becak dengan Satu Kaki demi Keluarga

Tak hanya itu, saat diterapi di rumah sakit kulit kedua kaki anaknya malah mongering. Ia mengkhawatirkan kondisi mental anaknya akan menjadi drop.

“Harapan saya anak saya segera sembuh dari kelumpuhan kaki dan bisa berjalan seperti anak-anak normal lainnya. Saya sebagai seorang ibu apa saja saya lakukan dan seluruh uang saya karena anak paling berharga dan semoga anak saya segera bisa berjalan,” ungkap Tutik.

Lama tidak diterapi ke dokter, Tutik memilih pengobatan alternatif dan ke "orangtua". Kalau tidak ada perkembangan maka ia mencari pengobatan alternatif lainnya.

Keluarganya pun tidak lagi membawa Fatta mengikuti terapi di rumah sakit karena dinilai tidak ada perkembangan bagi kesembuhan kedua kaki anaknya yang lumpuh.

Baca juga: Kisah Helmi, Penyintas Gempa Palu Sewakan Hanbok Korea di Hutan Kota

Semangat bersekolah yang tinggi

Meski kondisi kedua kaki anaknya lumpuh, Tutik tak menginginkan anaknya terbelakang di dunia pendidikan.

Ia nekat menyekolahkan anaknya di sekolah formal seperti layaknya anak-anak yang normal.

Gayung bersambut, Fatta bersuka cita lantaran ibunya mau menyekolahkannya. Ia pun sekuat tenaga belajar agar tak mengecewakan kedua orang tuanya.

Bahkan usai pulang sekolah, Fatta meminta orang tuanya untuk diantar mengaji kitab suci Al Quran di salah satu masjid.

“Dan alhamdulillah sekarang Fatta sudah sampai juz 20. Kami sangat senang sekali karena dia yang bersemangat dan mengingatkan kami agar segera diantar ke tempat ngaji,” jelas Tutik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com