Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Haru Pecandu Narkoba, Bertemu Sang Ibu Berkat Sepak Bola

Kompas.com - 23/07/2019, 09:17 WIB
Reni Susanti,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Tangan Hendra Firdiansyah (39) memegang telepon seluler. Beberapa menit berlalu, ia tak kunjung menelpon.

Matanya fokus pada nomor kontak yang akan dituju. Sedangkan jarinya terasa kaku untuk menekan tombol telepon.

Ada perasaan takut, khawatir, rindu, yang berkecamuk di dalam dadanya.

Hingga akhirnya, ia memberanikan diri menelpon. Hatinya berdebar kencang, saat suara perempuan di seberang sana menyapa "halo".

Ya, itu suara ibu yang selalu dirindukannya. “Kamu sehat?” ujar sang ibu setelah mengetahui anak yang dicarinya selama ini mengontak.

Baca juga: Kakek Berpeci Hitam Ini Ditangkap Saat Sedang Rakit Alat Isap Narkoba

Mendengar pertanyaan sang ibu, Hendra lunglai, bibirnya bergetar, air mata pun jatuh berderai. Tak ada kata yang terucap.

Hanya tangisan yang mewakili campur aduknya perasaan Hendra.

“Jujur, saya nangis waktu itu. Walau saya tatoan. Hidup di jalan, masa lalu saya kelam, pernah jadi anggota gengster, bikin rusuh. Tapi, saat saya mendengar ibu berkata ‘kamu sehat’ saya enggak bisa menahan air mata,” ujar Hendra, kepada Kompas.com, di Bandung, Selasa (23/7/2019).

Hendra tak mampu berbicara panjang lebar di telepon. Ia hanya berkata ia sehat dan sekarang aktif di Rumah Cemara.

Satu jam kemudian, sang ibu datang ke Rumah Cemara. Mereka akhirnya bertemu, mengobrol, melepas kangen, setelah tiga tahun tidak bertemu dan tidak bertegur sapa.

Meninggalkan rumah

Hendra memutuskan meninggalkan rumah tiga tahun lalu. Saat itu, kondisi Hendra tengah parah-parahnya kecanduan narkoba.

Akibat pengaruh zat adiktif narkoba, ia tak mampu berpikir jernih. Ia takut, khawatir, dan merasa orangtuanya meninggalkan dirinya.

Padahal, ibunya kerap mencari Hendra dengan menghubungi teman-temannya. Bahkan, saat sang ayah meninggal, ibunya tidak bisa menemukan Hendra.

Dalam tiga tahun pelariannya, Hendra dihantui rasa takut pulang ke rumah. Ia kemudian pergi ke Lombok dan Bali.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com