Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Ayah Aniaya Anaknya yang Derita Gizi Buruk hingga Patah Tulang

Kompas.com - 18/07/2019, 20:54 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Anggota Polsek Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), perlahan mulai mengungkap motif penganiayaan yang dilakukan Abraham Sabneno alias Bram (45) terhadap putrinya, DDS (2) yang menderita gizi buruk.

Penganiayaan itu menyebabkan DDS menderita patah tulang di bagian tangan dan kaki.

Kasubag Humas Polres Kupang Iptu Simon Seran, mengatakan, dari hasil penyelidikan, Bram melakukan penganiayaan karena kesal dengan suara tangisan putrinya itu.

"Keseharian pelaku hanya tinggal di rumah. Sedangkan pelapor Erni Lakusaba (ibu korban) lah yang mencari nafkah dengan berjualan sayur," ungkap Simon kepada Kompas.com, Kamis (18/7/2019).

Baca juga: 5 Fakta Ayah Aniaya Anak Sendiri, Bakar Wajah Putrinya dengan Rokok hingga Patah Tulang

Karena kondisi DDS yang kurang sehat akibat gizi buruk dan belum bisa berjalan, sehingga korban pun dijaga oleh pelaku.

"Namun, saat dijaga, korban kerap menangis karena kurang sehat, sehingga pelaku merasa risih dan membakar sekeliling mulut korban menggunakan api rokok hingga luka," ungkap Simon.

Baca juga: Bocah 2 Tahun yang Dianiaya Ayahnya hingga Patah Tulang Menderita Gizi Buruk

Bukan hanya itu saja, pelaku juga menganiaya korban hingga mengalami patah tulang.

Ibu korban yang melihat kondisi anaknya itu kemudian melapor ke Polsek Kupang Barat.

Saat ini polisi terus melakukan penyelidikan dan mengejar pelaku yang masih melarikan diri.

"Korban sudah divisum dan dirawat di RSU WZ Johannes Kupang," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, DDS dianiaya oleh sang ayah Abraham Sabneno. Pelaku memukul anaknya di bagian tangan kanan dan kaki kiri, hingga mengalami patah tulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com