Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Prasetyo: Dua Tahun Lumpuh, Tinggal Sendiri dan Hanya Bisa Berbaring

Kompas.com - 10/07/2019, 08:00 WIB
Hadi Maulana,
Khairina

Tim Redaksi

KARIMUN, KOMPAS.com - Kisah sedih menimpa Nopi Eka Prasetyo (23), seorang pemuda warga Bukit Sidomulyo RT 001 RW 004 nomor 191, Kelurahan Tanjungbalai, Kecamatan Karimun, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

Pemuda kelahiran Tanjungbalai Karimun, 18 November 1996 itu sudah hampir dua tahun tinggal sendirian di kediamannya, bahkan dirinya hanya bisa berbaring lemah di tempat tidurnya.

Sejak dua tahun lalu, dirinya menderita kelumpuhan yang dipicu karena jatuh saat bermain sepakbola.

Baca juga: Derita Suami Istri di Flores: Kaki Patah, Makan Tunggu Belas Kasih Tetangga dan Anak Telantar

Untuk kehidupan sehari-hari, Prasetyo, begitu panggilannya, ia jalani hanya dengan berbaring di tempat tidur.

Kedua orangtua Prasetyo sejak beberapa tahun lalu memutuskan pisah atau bercerai. Prasetyo sempat tinggal bersama ibunya namun sejak menikah lagi, Prasetyo tinggal sendiri karena ibunya memilih tinggal bersama suami barunya.

"Ibunya masih kerap ke sini mengantar nasi (makanan), kalau tinggalnya sama suami barunya memang," kata Arif, tetangga sekitar korban, Selasa (9/7/2019).

Baca juga: Derita Irul, Bocah SD yang Diduga Dibakar Temannya, Dirawat di ICU dan Orangtua Habis Biaya

Berdasarkan cerita tetangga, Prasetyo sempat berobat alternatif ke Kecamatan Nongsa di Kota Batam.

Bahkan, keluarga sempat menjual tanah untuk biaya berobat Prasetyo.

Namun, Prasetyo tidak kunjung sembuh setelah uang sekitar Rp 22 juta hasil menjual tanah keluarga ludes buat berobat.

Sejak saat itu, Prasetyo tidak pernah lagi menjalani pengobatan dikarenakan ketiadaan biaya.

Alhasil, sejak dua tahun lalu, Prasetyo hanya mampu berbaring lemah di atas kasur lusuhnya.

Diduga terlalu lama berbaring dan tidak beraktivitas, kondisi kesehatan Prasetyo yang awalnya hanya mengalami masalah pada pinggulnya, kini mulai berefek ke organ tubuhnya yang lain.

Kedua kaki Prasetyo kini terlihat lebih kecil dibandingkan dua tahun lalu. Tangannya juga terlihat susah digerakkan seperti lumpuh.

Setelah hampir dua tahun, kabar Prasetyo sampai ke telinga Kepala Puskesmas Tanjungbalai Karimun, dr H Ade Kristiawan.

Bersama sejumlah stafnya, dr Ade kemudian melakukan misi penyelamatan Prasetyo, Selasa (9/7/2019).

Bahkan misi tersebut langsung dipimpin sendiri dr Ade.

Baca juga: Cerita Guru Honorer di Pedalaman Flores, Gaji 85.000, Hidup Tanpa Listrik dan Jaringan Telepon

Prasetyo langsung dijemput ke rumahnya dengan menggunakan mobil ambulans puskesmas yang ia pimpin, kemudian dibawa ke RSUD Muhammad Sani Kabupaten Karimun.

Bahkan Ade langsung berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi mengenai kondisi kesehatan dan kondisi keuangan Prasetyo.

"Alhamdulillah, Pak Kadis merespon dengan sangat baik. Beliau juga sudah menghubungi Direktur RSUD Muhammad Sani, pak dokter Zulhadi sehingga Prasetyo bisa kita bawa berobat secara gratis," kata dr Ade Kristiawan melalui telepon.

Ade mengatakan, pasien seperti Prasetyo yang berasal dari keluarga kurang mampu jangan sampai terlantar dikarenakan masalah keuangan.

Karena, bagaimana pun kondisinya Prasetyo perlu dibantu.

"Kami bawa dulu berobat, masalah administrasi bisa menyusul. Dia ini masih muda, kasihan kita melihatnya. Saya niat ikhlas bantu dia," ujar Ade.

Ade juga meyakinkan pihak keluarga Prasetyo untuk tidak perlu khawatir perihal biaya pengobatan selama di RSUD Muhammad Sani.

Ade bahkan berencana mengupayakan agar Prasetyo bisa dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Batam sesuai diagnosa dokter RSUD Muhammad Sani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com