MAGELANG, KOMPAS.com - Kebingungan sistem zonasi pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2019/2020 masih dirasakan sejumlah orangtua calon siswa.
Salah satunya, Agus (45), warga Ringinanom, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.
Anaknya yang mendaftar sesuai zonasi di SMAN 1 Kota Magelang melalui jalur prestasi 'terlempar' ke SMAN 4 Kota Magelang. Ia mendaftar secara online sejak pukul 00.04 WIB, Senin (1/7/2019) lalu.
“Saya kaget saat mendaftar dan melihat pada pukul 00.04 WIB langsung menjadi peringkat nomor 1. Kok saat saya melihat jurnal, terjun bebas dan terlempar ke luar zona, di SMAN 4 Magelang,” katanya, Selasa (2/7/2019).
Baca juga: Sekjen PGRI: Gaduh Zonasi karena Kurang Libatkan Guru dan Orangtua
Padahal, menurutnya, nilai anaknya termasuk tinggi dengan total 37,5. Bahkan, nilai Matematika 100 dan IPA 97,5.
Sejak dulu memang anaknya bercita-cita ingin masuk ke SMAN 1 Kota Magelang yang dikenal sebagai sekolah favorit di kota ini.
“Terus terang saya kecewa dengan sistem ini. Anak saya mendaftar melalui jalur prestasi dalam zona, malah terlempar ke luar zona. Makanya saya bingung dengan sistem ini,” tegasnya.
Ia pun telah mendatangi SMAN 1 Kota Magelang untuk menanyakan sistem pemeringkatan tersebut. Dirinya akan tetap memperjuangkan nasib anaknya agar tetap bisa masuk di sekolah yang dicita-citakan.
Baca juga: Bima Arya Duga Ada Praktik Jual Beli Surat Domisili Dalam Sistem Zonasi PPDB
Orangtua lainnya, Siti Asriyana, juga mengungkapkan kebingungannya dengan sistem zonasi ini. Sebab sistem ini mengakibatkan nasib anak-anak berprestasi menjadi tidak menentu.
“Karena kita tidak bisa tahu toh sistemnya kayak apa. Sistem ini kita tidak tahu patokannya apa terus mengolahnya bagaimana. Ini kan jadi bingung para orangtua,” keluhnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.