Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kegigihan Meseri, Difabel Penjual Es Lilin Keliling yang Jadi Legenda Warga

Kompas.com - 02/07/2019, 08:27 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

Satu saat Meseri pernah berhenti berjualan es lilin keliling lantaran sepeda ontelnya sudah rusak.

Beruntung beberapa hari kemudian, seorang pelanggan es lilinnya memberinya sepeda ontel agar bisa kembali berjualan di desa-desa.

Satu kotak berisi ratusan es lilin, kata Meseri, terkadang habis sebelum zuhur bila ramai pembeli. Namun bila sepi, ia bisa berjualan hingga sore hari.

Untungnya pun tidak banyak. Satu buah es potong ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 200 saja dari harga jual Rp 500.

Dari jualan es lilin keliling, setiap harinya, Meseri hanya membawa pulang uang Rp 25.000 hingga Rp 40.000.

Baca juga: Cerita Nenek 72 Tahun Gagalkan Aksi Penipuan, Korban Terseret 20 Meter dan Pelaku Tiba-tiba Tewas

Jadi simbol kegigihan warga sekitar

Meseri tidak dapat meraih untung banyak karena es lilin yang dijual bukan buatan sendiri. Setiap harinya, ia mengambil es lilin yang sudah jadi di salah satu juragan di kampung halamannya.

Suami Tominah ini tak berani berjualan es dengan modal buatan sendiri. Selain biaya produksi yang mahal, es lilin yang dijual pun harus memiliki cita rasa yang enak.

Saat pertama kali berjualan, tak banyak es yang laku dibeli warga. Hanya beberapa potong yang laku. Sisanya disetorkan kembali ke juragan es lilin.

Namun setelah beberapa bulan, jualan es lilinnya mulai dikenal banyak orang hingga banyak yang membelinya.

Kendati sudah 33 tahun berjualan es lilin, Meseri tak berhenti berjualan meski umurnya sudah beranjak renta.

Baca juga: Cerita Warga Bertahan Hadapi Kekeringan, Minum Air Keruh hingga Buat Kubangan di Dasar Sungai

 

Kakek tiga cucu ini tetap mengayuh sepedanya di pagi hari berangkat berjualan es lilin keliling dan gorengan untuk mengisi masa tuanya.

“Kalau saya hanya duduk di rumah malah nanti merepotkan anak-anak saya. Biar saja saya berjualan es lilin untuk mengisi waktu,” ungkap Meseri.

Saat ini, Meseri menjadi penjual es lilin tertua di desanya. Tujuh teman-temannya yang dulu ikut berjualan es lilin sudah meninggal.

Meski hanya berjualan es lilin, ia bisa mencukupi kebutuhan dan membesarkan dua anaknya hingga berumah tangga.

Tak hanya berjualan es lilin dan gorengan, setibanya di rumah, Meseri disibukkan dengan mencari rumput untuk pakan kambing yang dititipkan tetangganya.

Baca juga: Cerita di Balik Kebakaran Pabrik Korek Api: Hanya Satu Pekerja Disantuni, Ilegal, hingga Pemilik Coba Kabur...

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com