Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Slamet Ramadhan, Macan Kumbang yang Bikin Geger karena Masuk Rumah Warga

Kompas.com - 29/06/2019, 10:47 WIB
Agie Permadi,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

Ayo secepatnya

Dewan Pembinaan Yayasan Margasatwa Taman Sari Bandung Tony Sumampaw berharap macan kumbang yang ditangkap karena masuk pemukiman warga beberapa waktu lalu itu secepat mungkin dilepasliarkan agar tidak kehilangan insting liarnya.

"Kalau mau dilepas harus cepat. Kalau sudah sehat, harus segera dilepas, tetapi saya enggak tahu kenapa mundur-mundur waktunya. Lebih mundur kan memakan waktu," kata pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) itu.

Menurut Tony, turunnya macan ke pemukiman warga bisa jadi karena beberapa alasan, seperti rusaknya habitat hingga susahnya pakan. Macan kumbang, menurut dia, hanya memakan makanan berukuran kecil, seperti burung atau unggas atau kera ekor panjang.

Meski sudah hampir sebulan dirawat di Bandung Zoo, namun Tony menilai bahwa kondisi macan tersebut masih stres.

"Stres masih, liar masih ada, hanya apakah mereka sudah cukup waktu untuk dilepas? Mungkin kalau mau ditaruh di tempat rehabilitasi, berarti harus ada lahan luas, siapa yang punya lahan yang luas, enggak ada. Hal ini juga masalahnya," katanya.

Pasalnya, jika macan tersebut terlalu lama di penangkaran atau rehabilitasi yang membutuhkan campur tangan manusia, maka macan tidak lagi takut manusia.

"Padahal kita maunya dia takut manusia, ada manusia lari dia," katanya.

Kini macan tersebut dipindahkan ke Cikananga, Sukabumi. Namun Tony pesimistis jika macan tersebut akan dilepasliarkan.

"Saya enggak tahulah. Sepaham saya, selama ini yang saya tahu dari Cikananga enggak pernah ada yang dilepasliarkan. Masuknya ke LK lagi, enggak pernah dengar saya, (dibawa) ke Cikananga terus dilepas," ujarnya. 

"Makanya saya bilang kalau mau dilepas, sekarang ini lepas. Siapa yang survei habitatnya, siapa yang berani," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com