“Jadi usaha saya sekarang selain usaha pokok menjual produk segar, juga (jualan) dalam bentuk benih. Namun masih untuk kalangan terbatas saja, tidak secara masif dikomersialkan,” ucapnya.
Meski begitu, Luki mengakui jika menjual benih atau bibit tanaman lebih memiliki nilai ekonomis dibandingkan menjual produk segar.
“Misalnya jagung warna warni ini. Kalau dijual segar paling Rp 8.000-Rp10.000 per kilogram, tetapi kalau dijual dalam bentuk benih, dari 1 kilogram segar bisa diperoleh sekitar 1000 biji benih. Kalau harga Rp100 per butirnya saja maka diperoleh Rp 100 ribu per kilogram. Tapi ini juga tergantung permintaan pasar, karena industri benih di Indonesia sudah sangat ketat persaingannya,” tuturnya.
Terapkan Konsep Biodynamic Farm
Saat mengelola lahan pertaniannya, Luki selalu menerapkan konsep biodynamic farming, yaitu kebun yang di dalamnya melibatkan aspek-aspek ekologi, nilai-nilai spiritual ,serta memerhatikan kearifan lokal seperti adat dan kebiasaan di sekitar lokasi kebun.
Untuk ekologi, Luki menjelaskan pengolahan tanah harus arif dengan banyak menggunakan pupuk kompos atau organik sehingga tidak mudah erosi jika terkena air hujan. Selain itu dia menanam tanaman pembatas seperti jagung dan bunga yang memiliki warna mencolok.
“Kalau nilai spiritualnya, setiap masuk ke area kebun mengucapkan kata-kata positif dan penuh hikmah seperti salam. Bekerja sambil berdoa dan tidak berkata kotor serta selalu perpikiran positif. Sedangkan kaitan dengan adat dan budaya setempat, tidak boleh membuang sampah sembarangan, mencuci tangan sebelum dan sesudah bekerja, serta adat dan kebiasaan lainnya,” paparnya.
Baca juga: Sebelum Panen Raya, Petani di Blitar Gelar Ritual Manten Kopi
Sebelum membuka kebun di tempat sekarang ini, Luki pernah membangun kebun di beberapa tempat di Cianjur, seperti Cipanas dan Sukanagara, Bogor, Sukabumi dan dibeberapa lokasi kebun hortikultura di seputaran Jawa Barat.
Luki juga pernah diminta sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk membangun kebun dengan konsep yang sama di Tuban, Gorontalo, Halmahera dan Pulau Seram.
Luki mengaku senang dan terbuka untuk sharing berbagi pengalaman dan konsep dalam mengolah lahan pertanian.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan