Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dikira Mainan, Jagung yang Ditanam di Cianjur Ini Punya 12 Warna

Kompas.com - 23/06/2019, 07:29 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Rachmawati

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Seorang perempuan paruh baya terlihat antusian mengamati tongkol-tongkol jagung warna warni yang berderet di sebuah lahan perkebunan di Kampung Lebak Saat, Desa Cirumput, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (22/06/2019).

Ia terlihat takjub dengan warna jagung yang ditanam di lahan seluas 3 hektar itu.

Jika biasanya jagung berwarna kuning, jagung yang ada di lhan tersebut memiliki warna yang beragam.

“Jarang sekali saya lihat jagung seperti ini. Yang saya tahu jagung itu warna kuning, ada juga yang putih dan hitam. Tapi di sini bisa berwarna warni seperti ini bahkan ada yang banyak warna di satu tongkol. Unik dan cukup menarik,” tutur Elsya (40) salag satu warga Cimahi, Jawa Barat kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi kebun, Sabtu, (22/6/0219).

Baca juga: Petani Ini Sukses Budidayakan Jagung Warna-warni

Elsya sengaja datang untuk melihat jagung warna-warni tersebut setelah mendengar kabar adanya budidaya jagung pelangi di kebun hortikultura. Ia juga mengaku sudah mencicipi jagung warna-warni karena penasarandengan rasanya. Menurutnya, rasa jagung yang dikenal dengan istilah glass gem corn rainbow itu tidak jauh beda dengan jagung biasa.

“Meski tidak seenak jagung manis tentunya. Teksturnya sedikit lebih pulen. Kalau jagung manis kan kriuk gitu,” kata Elsya.

“Saya sengaja datang ke sini untuk melihat langsung. Saya memang senang dengan dunia pertanian apalagi yang agak anti-mainstream seperti ini,” ucapnya.

Pengunjung lainnya, Farhan Fauzan (30) mengaku awalnya mengira jagung yang dilihatnya itu mainan karena warnanya yang sangat kontras mulai warna ungu, merah, hitam, putih, dan warna lainnya.

“Ternyata asli dan bisa dimakan. Saya baru tahu ada jagung selain warna kuning. Bahkan ada yang berwarna seperti butiran mutiara dan bercorak seperti ini,” kata Farhan sambil memerlihatkan jagung yang bercorak seperti batik yang baru saja dipetiknya itu.

Aneka jagung warna warni bak pelangi yang berhasil dibudidayakan seorang petani asal Cianjur, Jawa BaratKOMPAS.com/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN Aneka jagung warna warni bak pelangi yang berhasil dibudidayakan seorang petani asal Cianjur, Jawa Barat
Pemilik lahan, Luki Lukmanulhakim (45) memang sedang panen jagung warna-warni dan mengajak beberapa pengunjung yang sedang bertamu untuk ikut panen.

“Beberapa waktu lalu juga kita sempat kedatangan bule (orang asing) ke sini. Saat tahu di kebun ini ada jagung seperti ini, dia terlihat sangat antusias. Bahkan setelah petik langsung saja dimakan dari tongkolnya,” terang Luki.

Budidaya jagung pelangi itu sendiri dilakukan sejak dua tahun yang lalu. Awalnya ia hanya tanam beberapa benih untuk contoh.

Namun eksperimennya cukup berhasil. Dari empat warna yang ditanam bisa menghasilkan jagung dengan 12 warna baru. Ia pun lantas menambah luas lahan untuk menanam jagung warna-warni.

“Ini panen yang keempat kalinya. Ada yang warnanya kuning corak hitam, ada yang di satu tongkol semua warna ada. Bahkan ada yang warna corak seperti batik,” katanya.

Baca juga: 4.208 Hektare Ladang Padi dan Jagung Rusak Terdampak Erupsi Gunung Sinabung

Meski belum begitu populer, jagung jenis baru ini dikatakan Luki sedang menjadi tren di negara-negara Eropa termasuk di Amerika Latin sebagai pengganti makanan pokok atau jagung biasanya. Jagung warna-warni memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat baik bagi kesehatan.

“Harganya sendiri cukup tinggi. Perbandingannya, per kilogram di tingkat petani mencapai Rp 9.000, sementara jagung biasa hanya dikisaran Rp 2.000 per kilogram. Apalagi kalau dijual dalam bentuk benih, per butir harganya Rp 500,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com